Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Chevron Indonesia Capai Target Produksi Minyak

Written By Unknown on Rabu, 31 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Pekanbaru - PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) hingga Oktober 2012 telah memenuhi target produksi minyak yang ditetapkan pemerintah sebesar 360 ribu barel per hari.

"Pencapaian target tersebut tidak terlepas dari dukungan semua pihak, masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Provinsi Riau," kata General Manager Policy Government and Public Affairs CPI, Usman Slamet di Pekanbaru, Rabu (31/10/2012).

Perusahaan migas asal Amerika Serikat itu terus berupaya meningkatkan produksi minyak bumi di Riau, blok Rokan dan blok Siak untuk memenuhi kebutuhan migas nasional. Hal ini tertuang dalam operasional sesuai kontrak PT CPI dengan Pemerintah yang bakal berakhir November 2013.

Menurut Usman, perusahaan memang mendapatkan kendala daalm beroperasi, namun berbagai kendala itu sudah dapat diminimalisir atas dukungan semua lapisan masyarakat di Riau.

"Apapun kepercayaan yang telah diberikan pemerintah, PT CPI terus berupaya untuk bisa memberikan kontribusi optimum khusus bagi masyarakat Riau," katanya.

Terkait akan berakhirnya masa kontrak kerja antara PT CPI dengan Pemerintah, Usman mengatakan, jika masih dipercaya mengelola kegiatan industri hulu migas ini, maka perusahaan akan bersedia melanjutkannya.

Namun, terkait adanya wacana bahwa sudah saatnya Pemerintah Riau yang mengelola sendiri Blok Siak dan Blok rokan, Usman menilai hal itu adalah wajar. Ant [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Emas Berjangka Kembali Lampaui $1.710 per Ons

INILAH.COM, San Francisco - Emas berjangka ditutup menguat Rabu (31/10/2012) dini hari tadi, dengan pelemahan dolar AS dan putaran lain pelonggaran kuantitatif oleh Bank of Japan.

Emas untuk pengiriman Desember naik US $ 3.40, atau 0,2%, menjadi US$ 1.712,10 per ons, setelah jatuh US$ 3,20 ke level US$ 1.708,70 per ons pada perdagangan senin, koreksi keempat logam dalam lima hari.

Bursa perdagangan tutup kemarin di New York Mercantile Exchange setelah Badai Sandy memicu adanya evakuasi.

"Emas menemukan dukungan solid di tingkat US$ 1.700," kata Jason Rotman, presiden Lido Advisors Isle di Newport Beach, California "Penurunan US$ 100 pada Oktober adalah cukup curam."

Pada hari Selasa, Bank of Japan mengumumkan peningkatan untuk program pembelian aset, hingga 91 triliun yen (US$ 1,14 triliun) dari 80 yen triliun.

Sementara itu, Paul Ashworth, kepala ekonom AS pada Capital Economics, mengatakan bahwa Federal Reserve AS tidak akan terlempar oleh Sandy karena bank sentral terbiasa mengantisipasi melalui peristiwa-peristiwa ekonomi yang luar biasa untuk mengukur kesehatan ekonomi.

"Dalam jangka pendek, The Fed akan siap untuk menyediakan likuiditas ke pasar keuangan jika diperlukan setelah resume perdagangan," katanya.

Indeks dolar ICE turun tipis menjadi 79,892, dari 80,236 pada perdagangan akhir di Amerika Utara pada Senin. Melemahnya dolar cenderung mendorong permintaan untuk komoditas berdenominasi dolar, yang meliputi emas, karena membuat komoditas lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk membeli. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

BNI Perkuat Layanan Perbankan di Indonesia Timur

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memutuskan untuk mengembangkan jaringannya di kawasan Indonesia timur dengan membuka Kantor Wilayah ke-15 di Jayapura, Papua hari ini.

Keberadaan kantor wilayah di provinsi paling timur Indonesia itu akan memperkuat koordinasi antara 19 outlet BNI yang sudah ada. "Kami mengembangkan 19 outlet dengan 72 mesin ATM di seluruh Papua dan Papua Barat," ujar Wakil Direktur BNI Felim Salim dalam acara Peresmian Kantor Wilayah Papua di Jayapura, Rabu (31/10/2012).

Pembukaan kantor wilayah baru ini merupakan langkah antisipatif BNI terhadap permintaan fasilitas pembiayaan yang terus meningkat, seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat. Antisipasi ini dibutuhkan karena data BI menunjukkan bahwa meski LDR perbankan relatif kecil, namun pertumbuhannya cukup signifikan, yakni 31,64 persen per kuartal dua 2012.

Kondisi ini menunjukkan bahwa sebenarnya permintaan kredit itu terus tumbuh, namun belum terpenuhi maksimal, akibat keterbatasan kewenangan pemimpin bank di daerah untuk menjangkau plafon kredit yang diharapkan pelaku usaha. Pembukaan kantor wilayah BNI di Jayapura diharapkan akan menghilangkan kendala itu.

Felia mengatakan, BNI juga turut memikirkan penciptaan lapangan kerja baru di Papua dan Papua Barat yang akan dikembangkan dengan adanya Kantor Wilayah di Papua. "Salah satu upaya pengembangan Sumber Daya Manusia Papua dan Papua Barat ini dengan merekrut empat anak-anak Papua dan Papua Barat asli mengikuti program ODV di BNI, yanng kemungkinan akan dilakukan pendidikan awal di Makassar dan tidak menutup kemungkinan dilakukan di Jakarta," ujar Felia.

Sementara Gubernur Papua Syamsul Arief Rivai mengatakan, agar fasilitas kredit perbankan bisa dirasakan oleh masyarakat kecil di Papua dan Papua Barat, sebaiknya dibuat program pengembangan usaha mikro yang tidak memberatkan masyarakat ekonomi lemah dan tidak memiliki akses ke bank.

Salah satunya adalah dengan tidak mensyaratkan jaminan pada penyaluran kreditnya. "Saya menyambut baik ajakan Bank Indonesia di Papua agar ada lembaga penjaminan khusus di daerah, namun saya katakan sebaiknya khusus untuk masyarakat yang kurang memiliki akses ke bank dan berusaha membangun usaha mikronya tidak diberatkan oleh jaminan," ujarnya.

Syamsul menyambut baik pembukaan kantor wilayah BNI di Papua. "Saya yakinkan bahwa Papua aman. Tidak ada jaringan bank yang pernah diganggu keamanannya," ujarnya.

Kehadiran BNI sebagai bank milik negara terus mendapatkan pengakuan dari masyarakat Papua dan Papua Barat. Ini ditunjukkan oleh penghimpunan DPK BNI dalam tiga tahun terakhir yang berada dikisaran 13 persen. Ini antara lain didorong oleh bertambahnya jumlah rekening nasabah sebesar 12 persen.

Dana masyarakat tersebut 80% di antaranya merupakan dana murah yang memberikan energi bagi BNI untuk terus meningkatkan peran intermediasinya di Papua dan Papua Barat. Rata-rata dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan kredit BNI 19% sehingga menempatkan LDR BNI ke posisi 43%. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Aset Negara Mampu Melesat Dalam Waktu Singkat

INILAH.COM, Jakarta- Aset negara atau nilai aktiva negara bisa diamankan dan ditingkatkan dalam waktu singkat sejak 2005. Terutama setelah diterapkannya standarisasi laporan keuangan pemerintah yang baru.

"Laporan keuangan kita kini tidak lagi hanya sekadar berisi pemasukan dan pengeluaran tapi di sana ada neracanya, laporan arus kas, berapa aktiva, sehingga total aset kita melesat cukup signifikan dalam waktu singkat," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam acara Deklarasi Zona Integrasi menuju Wilayah Bebas Korupsi di Kementerian Keuangan, Rabu (31/10/2012).

Ia mengatakan saat 2005 pada awal masa pemerintahan SBY, total aset negara mencapai Rp1.100 triliun, namun pada 2011 sudah mencapai Rp3.023 triliun.

"Dengan dukungan semua institusi termasuk lembaga-lembaga penagawas keuangan termasuk KPK, kita bisa menyelamatkan aset negara, terutama karena banyak aktiva kita yang dicuri oleh para koruptor," ungkapnya.

Oleh karenanya Agus menekankan kembali zona integritas seluruh jajaran Kementerian Keuangan karena menurutnya, hanya orang yang memiliki integritas yang bisa dipercaya termasuk terhadap aset negara. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

PLN Gunakan Mobil Listrik Tahun Depan

Written By Unknown on Selasa, 30 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - Tahun depan, sebagian kendaraan operasional PT PLN (Persero) akan menggunakan mobil listrik buatan Ahmadi, dengan sistem sewa dari pihak perusahaan penyewaan mobil yang selama ini dipakai untuk PLN.

"Tahun depan itu PLN akan mengubah sekian persen dari mobil sewanya adalah mobil listrik begitu," tutur Menteri BUMN Dahlan Iskan di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (29/10/2012).

Perusahaan penyewaan mobil yang saat ini menyuplai kendaraan operasional PLN, akan membeli mobil listrik Ahmadi. Sehingga, PLN nanti hanya tinggal menyewanya.

"PLN akan mengumumkan kepada rekanannya untuk siap-siap, tahun depan PLN menentukan sekian persen dari mobil sewaannya adalah mobil listrik. Dengan demikian perusahaan persewaan mobil akan membeli dan mengadakan mobil listrik yang disewakan ke PLN," ujarnya.

Penyewaan mobil, kata Dahlan, lebih efisien bagi PLN ketimbang harus membelinya. Hal ini mengingat besarnya anggaran untuk biaya perawatan. Berbeda dengan sistem sewa, dimana biaya perawatan sudah ditanggung perusahaan penyewaan mobil tersebut.

"Banyaknya (mobil) belum ditentukan. Kalau sewa itu PLN lebih efisien, kalau beli banyak ada biaya perawatan seperti ganti ban, ini repotlah dan gak bisa ngawasi juga nantinya," ucapnya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Emas Antam Turun Rp2.000 per Gram

INILAH.COM, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Selasa (30/10/2012) turun, dengan harga logam mulia ukuran 1 gram berada di level Rp575.200.

Berdasarkan daftar harga yang dilansir www.logammulia.com, hampir semua stok emas batangan tersedia pada Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) PT Antam. Kecuali emas ukuran 100 gram.

Menurut daftar harga yang dirilis pada pukul 09.31 WIB, harga emas ukuran 1 gram turun Rp2.000 ke level Rp575.200. Demikian juga harga beli kembali (buy back) emas yang turun Rp2.000 ke level Rp506.000 per gram.

Harga emas batangan 2 gram berada di level Rp1.110.400; Harga emas batangan 2,5 gram turun ke level Rp1.378.000 dan harga emas batangan 3 gram melemah ke level Rp1.645.600;

Tidak berbeda dengan harga emas batangan 4 gram yang turun ke level Rp2.180.800; Kemudian harga emas batangan 5 gram yang melemah Rp10.000 ke level Rp2.726.500, emas batangan 10 gram yang turun Rp20.000 ke level Rp5.412.000 dan harga emas batangan 25 gram yang turun Rp50.000 ke level Rp13.455.000.

Sementara harga emas batangan 50 gram juga turun ke level Rp26.845.000; Sedangkan emas batangan 100 gram terkoreksi ke level Rp53.640.000 dan emas batangan 250 gram yang turun ke level Rp134.000.000. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Agus Marto Akui Kemenkeu Kurang Koordinas

INILAH.COM, Jakarta- Mengelola keuangan dan kekayaan negara bukanlah persoalan sederhana. Dalam menjalankan fungsi menciptakan pertumbuhan ekonomi, bahkan di Kementerian Keuangan sendiri belum terjalin koordinasi yang solid antar unit.

Demikian menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam sambutan memperingati Hari Oeang RI di Kementerian Keuangan, Selasa (30/10/2012).

"Dalam menjalankan fungsinya, umumnya pegawai memiliki keahlian dan kompetensi di bidangnya. Namun komunikasi dan koordinasi antar satu dengan lainnya kurang terbangun dengan baik," ujarnya,

Menurutnya sejumlah kekurangan dalam koordinasi tersebut terjadi di beberapa unit, seperti koordinasi antar unit kerja Kementerian Keuangan di tingkat pusat maupun daerah, kemudian koordinasi antara unit yang berperan sebagai unit penunjang dengan unit pengambil kebijakan maupun unit operasional.

"Kesadaran dari seluruh unsur Kementerian Keuangan untuk membangun kerja sama, saling mengisi dan saling melengkapo satu sama lain sangat diperlukan, karena satu unit memerlukan unit yang lain, begitu juga sebaliknya," katanya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Absen Lepas SBY Ke London

INILAH.COM, Jakarta - Pasca dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tak nampak mengantar presiden, di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Ketua DPR RI Marzuki Alie dan Ketua DPD RI Irman Gusman turut serta bersama SBY ke London. Namun, Dahlan tak nampak di Lanud.

Padahal sebelum meninggalkan tanah air, SBY menyempatkan memberikan pernyataan mengenai kongkalikong APBN dengan oknum DPR. "Saya juga mengikuti perbincangan di masyarakat luas, yang akhir-akhir ini hangat diangkat di berbagai forum yaitu tentang pengawalan APBN," ujarnya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Di hadapan Marzuki dan Irman, serta jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang hadir, SBY mengingatkan pengawalan APBN menjadi tanggung jawab DPR, DPD, dan pemerintah.

"Semangat untuk mengawal menyelamatkan APBN dan APBD ini semangat semua, semangat pemerintah, semangat DPR RI, semangat DPD RI," katanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Dahlan sebelumnya mengungkapkan oknum DPR RI kerap menjadikan BUMN sebagai 'sapi perahan' untuk memuluskan pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN). Di saat yang bersamaan Dahlan juga diterpa persoalan inefisiensi anggaran di Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 37 triliun. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Sosro Memang Ahlinya Bisnis

Written By Unknown on Senin, 29 Oktober 2012 | 11.24

ADA pemeo yang mengatakan, bisnis keluarga di tangan generasi ketiga akan menurun atau hancur. Sebab, di tangan generasi ketiga, banyak kepentingan yang mewarnai bisnis tersebut, sehingga rawan konflik dan perpecahan. Namun dalil itu tak berlaku bagi keluargaSosrodjojo, pengelola minuman kemasan Sosro.

Di tangan generasi ketiga, bisnis keluarga Sosrodjojo justru makin berkibar. Produknya yang fenomenal, Teh Botol Sosro, telah menjadi mesin uang bisnis keluarga asal Slawi Jawa Tengah ini. Setelah Teh Botol Sosro merajai pasar, keluarga Sosro pun mulai melirik bisnis lain dengan mengibarkan bendera Grup Rekso (GR) atau PT Anggada Putra Rekso Mulia yang berdiri pada November 1997.

Melalui anak usahanya,PT Asia Pasifik Properti (APP), Grup Rekso mulai merambah sektor properti. Pekan lalu,perusahaan ini berencana mendirikan resor mewah di Jimbaran Selatan, Bali,dengan nilai investasi US$ 150 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun.

Dalam pembangunan resor itu, APP telah menggandeng Jumeirah Group,perusahaan hotel mewah dunia yang menjadi bagian dari Dubai Holding Group. Menurut Sukowati Sosrodjojo, CEO Rekso Group sertaKomisaris PT Asia Pasifik Properti, Jumeirah Bali akan menjadi salah satu resor mewah terbaik di dunia. Resor ini sekaligus menjadi bagian dari Jumeirah grup yang telah mengoperasikan hotel mewah di Shanghai dan Maladewa.

GR didirikan Soegiharto, generasi kedua keluarga Sosro. Harus diakui, Soegiharto adalah motor penggerak bisnis keluarga Sosro. Pasalnya, adik dan kakak kandung Soegiharto serta keturunan mereka lebih memilih membesut bisnis masing-masing. Kendati ada saudaranya yang sama-sama membesarkan bisnis ini, kepemilikan sahamnya tidak sebesar saham milik keluarga Soegiharto.

Sekedar informasi bisnis keluarga Soesro dimulai pada 1940.Saat itu Sosrodjojomulai merintis usaha Teh Wangi Melati di Slawi, sebuah kota kecil di Jawa Tengah, dengan merek teh Cap Botol. Seperti diketahui bisnisnya terus bekembang hingga saat ini.

Sosrodjojo sendiri dikarunia empat anak, yakniSoemarsono Sosrodjojo, Soegiharto, Soetjipto dan Surjanto Sosrodjojo. Dalam perjalanan waktu Soegiharto mengambil peran ayahnya sebagai leader di perusahaan keluraga ini. Soegiharto tak sendirian dalam membesarkan GR. Ia dibantu lima anaknya yang semuanya lulusan sekolah di luar negeri. Mereka adalah Peter Soekianto Sosrodjojo, Joseph Soewito Sosrodjojo, Richard S. Sosrodjojo, Kurniati Sosrodjojo dan Sukowati Sosrodjojo. Kelima anaknya itu ditempatkan Soegiharto di berbagai bisnis yang berada di bawah GR.

Peter, anak tertua, duduk sebagai komisaris di GR. Adapun Joseph didapuk sebagai Chief Executive Officer PT Sinar Sosro, produsen Teh Botol Sosro dan Teh Kotak yang menjadi tambang uang grup ini. Sementara Richard dipercaya mengelola PT Agropangan Putra Mandiri. Perusahaan yang berdiri 30 Agustus 2000 ini memiliki lima anak usaha yang mengurusi perkebunan, yakni PT Sinar Inesco, PT Cibuniwangi, PT Karya Sinar Ciguha, PT Perkebunan Gunung Rosa Djaja dan PT Perkebunan Gunung Manik.

Pendidikan dan pengalaman

Satu-satunya wanita di keluarga Sosrodjojo, Kurniati, mengelola PT Puri Tirta Kencana. Perusahaan termuda (berdiri pada 2004) dalam GR ini menekuni bidang yang memanjakan kaum perempuan. Bekerjasama dengan Martha Tilaar, Kuniati mengelola bisnis perawatan kecantikan dan kesegaran tubuh dengan fasilitas spa.

Adapun si bungsu Sukowati memegang PT Adhi Putra Mulia. Perusahaan ini menguasai Hotel Mercure di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta. Selain hotel, Suko juga yang membesut PT Rekso Nasional Food yang mengakuisisi McD Indonesia pada tahun 2009. Diantara anak-anak Sosro, kiprah Suko memang lebih menonjol. Itu sebabnya,ia dipercaya oleh anggota keluarga yang lain untuk duduk di kursi CEO Rekso Group.

Masuk ke bisnis lain di luar Teh Sosro menjadi pilihan bagi kelompok usaha ini agar bisa terus tumbuh dengan bisnis-bisnis baru. Bahkan, beberapa di antaranya bisa disinergikan. Misalnya dengan menjadikan Teh Botol Sosro sebagai minuman wajib di gerai McD yang dikelola Rekso Nasional Food. Dengan demikian, GR tetap perkasa sebagai perusahaan andalan Indonesia di masa depan.

Banyak yang terkejut ketika Sukowati mulai menerjuni bisnis waralaba setelah mendapat lisensi eksklusif dari McDonald.Seiring dengan perjalanan waktu, barulah orang tahu bisnis waralaba yang kini ditekuninya itu telah menjadi penopang bisnis inti keluarga Sosrodjojo, minuman siap minum berbasis teh.

Dibawah pengelolaan PT Rekso Nasional Food, McDonald mampu berkembang dengan pesat. Terus berekspansi menambah gerai di sejumlah kota di Indonesia, kini geraiMcDonald sudah lebih dari 120.Tahun lalu, Sukowati membangun 15 gerai restoran sejap saji dengan investasi Rp 15 miliarper gerai.

Ada perbedaan mendasar antara pendiri dan generasi ketiga Sosro. Di tangan generasi ketiga, bisnis Sosro dibuat lebih bervariasi. Kombinasi pendidikan dari luar negeri dan pengalaman dari para pendahulunya membuat nama Sosro terus berkibar. Hanya satu tradisi yang masih dipegang erat oleh keluarga ini, yakni mereka menjauhi publikasi yang bersifat personal.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di Majalah InilahREVIEW edisi ke-09 Tahun II yang terbit 29 Oktober 2012. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Menakar Keberanian Pemerintah Naikkan Harga BBM

ADA yang istimewa dalam Undang-Undang (UU) APBN 2013 yang disahkan pada Sidang Paripurna DPR, Selasa pekan lalu. Yakni, pemerintah kembali diberi wewenang untuk menggerakkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tanpa perlu minta persetujuan parlemen.

Ini, tentu saja berbeda dengan UU APBN 2012 yang begitu mengikat pemerintah untuk tak sembarangan menaikkan harga BBM bersubsidi. Artinya, harga BBM bersubsidi baru bisa naik jika harga Indonesia Crude Price (ICP) berada di atas US$ 120,75 per barel.

Nah, wewenang istimewa itulah yang beberapa hari belakangan ini memunculkan spekulasi. Yakni, kemungkinan besar pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi tahun depan. Apalagi, kabarnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini sudah mendekati beberapa pihak untuk mengkondisikan langkah ini.

Usulan yang dibawa Rudi adalah penaikan harga BBM bersubsidi secara bertahap sebesar Rp 500 setiap tiga bulan pada 2013. Artinya, dalam sembilan bulan itu, harga BBM bersubsidi jenis premium akan menjadi Rp 6.000 per liter dari semula Rp 4.500 per liter. "Pengurangan subsidi secara bertahap itu akan membantu penghematan anggaran yang pada tahun ini terbebani oleh subsidi untuk energi," kata Rudi.

Asal tahu saja, pada 2012, pemerintah harus menambah anggaran subsidi BBM premium sebanyak Rp 79,4 triliun menjadi Rp 216,8 triliun. Bila kondisi ini terus terjadi, bisa dibayangkan bakal goyahnya anggaran negara.

Nah, salah satu langkah yang akan ditempuh, ya itu tadi, menaikkan harga BBM bersubsidi. Arah ke sana tampaknya bisa terlihat dalam RAPBN 2013. Dalam RAPBN 2013 dengan total belanja Rp 1.683 triliun, dana untuk subsidi BBM tahun 2013 hanya dianggarkan Rp 193,8 triliun. Nilai ini lebih kecil ketimbang pagu tahun ini, Rp 216,77 triliun.

Betul, dengan anggaran subsidi BBM cuma segitu, pemerintah tak ingin terus menerus dibebani masalah yang satu ini. Hanya saja, bila mencermati RAPBN 2013 lebih jeli, turunnya anggaran subsidi BBM lantaran asumsi harga ICP diturunkan dari US$ 105 per barel tahun 2012 menjadi US$ 100 per barel tahun 2013. Tentu saja, masalahnya menjadi lain, jika harga ICP sudah di atas US$ 120 per barel.

Banyak pengamat ekonomi memprediksi, Indonesia bakal mengalami dampak ekonomi yang begitu panjang bila tidak menaikkan harga BBM bersubsidi tahun depan. "Saya kira, pemerintah harus berani menaikkan. Bukan dalam rangka menyiksa rakyat. Tapi, jika tidak dilakukan, akan terjadi akumulasi masalah di kemudian hari. Cepat atau lambat akan meledak," kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, A Tony Prasetiantono.

Tak jauh beda apa yang disampaikan Faisal Basri. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia ini menilai, disparitas harga yang makin lebar antara BBM bersubsidi dan nonsubsidi akan menimbulkan berbagai persoalan yang kian menekan daya perekonomian Indonesia. Apalagi ditambah produksi minyak mentah turun dan produksi (lifting) minyak tak pernah tercapai.

Kombinasi keduanya, akan mendorong impor minyak bumi yang makin besar. Ujung-ujungnya, menurut Faisal, neraca transaksi berjalan akan terus defisit, cadangan devisa tergerus, dan nilai tukar rupiah akan melorot. Efek ekonominya bakal makin panjang. "Tak ada opsi lain kecuali menaikkan harga," katanya.

Persoalannya, papakah emerintah punya nyali menaikkan harga BBM bersubsidi pada 2013 nanti? "99,9% tidak berani," kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro. Sebab, tahun 2014 ada Pemilu Presiden. Tentu, penguasa akan berpikir tujuh kali mengeluarkan beleid tak populer ini.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di Majalah InilahREVIEW edisi ke-09 Tahun II yang terbit 29 Oktober 2012. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Kepala BP Migas: Lifting di APBN Tak Sesuai Fakta

SABAN tahun, lifting (produksi) minyak Indonesia terus anjlok. Tahun 2000, produksi minyak Indonesia mampu mencapai 1,4 juta barel per hari. Tapi, sebelas tahun kemudian, angkanya hanya 903.441 barel per hari. Pencapaian itu jauh di bawah produksi 2010 yang mencapai 944.898 barel per hari.

Kenapa bisa terjadi? Sjarifuddin dan Iwan Purwantono dari InilahREVIEW mewawancarai Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono, di ruang kerjanya, Selasa pekan lalu. Petikannya:

Sebagai pengendali sektor hulu, BP Migas terlihat kerepotan dalam mencapai target produk (lifting) minyak. Komentar Anda?

Bicara soal lifting, tidak bisa mengacu kepada 5-10 tahun terakhir. Kita harus melihat dalam skala yang lebih besar lagi. Kenapa minyak kita berat untuk menaikkan produksi minyak mentah (lifting).

Dalam 20 tahun belakangan, cadangan minyak kita sudah banyak berkurang. Di era Orde Baru, minyak disedot habis-habisan. Pada 20 tahun lalu, sumber minyak kita mengandung 90% minyak dan 10% air. Sekarang, berbalik 180 derajat. Minyaknya tinggal 10% saja. Kalau diminta untuk produksi minyak seperti zamannya Soeharto, enggak mungkinlah.

Kalau alasannya kondisi sumur memburuk, kapan mulai turun kandungan minyak di sumber kita?

Mulai turunnya sekitar 1996. Pada saat itu, BP Migas memang belum terbentuk. Kala itu, kandungan minyak di ladang atau sumur hanya 12% saja. Kita hanya kebagian koretan (sisa-sisa) saja. Tinggal ampasnya doang.

Bagaimana dengan sumber minyak baru? Apakah belum ada temuan baru?

Untuk sumber minyak baru, memang ada. Tetapi tidaklah banyak. Yang besar seperti di Cepu. Kalau yang lainnya, kecil-kecil. Kapasitasnya antara 1.000 barel sampai 4 ribu barel per hari. Jadi, tidak mungkin bisa meningkatkan produksi minyak yang selalu turun 3%.

Ke depan, upaya apa yang bisa dilakukan guna mempertahankan angka lifting?

Bisa dengan memanfaatkan sumur-sumur peninggalan Belanda. Yakni dengan meng-EOR (Enhance Oil Recovery). Jumlah sumur-sumur yang bisa digarap, cukup banyak. Opsi ini, cukup realistis daripada eksplorasi yang membutuhkan dana besar. Untuk eksplorasi, harus seismik dulu. Kemudian bikin wildcat. Biayanya enggak murah.

Berapa jumlah sumur tua, peninggalan Belanda itu? Letaknya di mana saja?

Jumlahnya cukup banyak. Kalau kita bilang ribuan, enggak enak ya. Yang jelas ratusan. Lokasinya di sepanjang Jambi, Sumatera Selatan sampai Riau. Itu luar biasa sekali. Kalau kelas tanah, enggak bedalah sama Pondok Indah (Jakarta).

Sumur itu masih ada kandungan minyaknya?

Sumur peninggalan Belanda itu, biasanya masih punya minyak sampai 70%. Waktu primary yang diangkat hanya 20%-25%. Minyak-minyak itu menempel di pori-pori, dasar reservoir.

Satu contohnya Caltex. Era keemasan Caltex, bisa memproduksi sampai 900 ribu barel per hari. Kemudian turun sampai 400 ribu barel. Ketika Pertamina hidupkan lagi sumur-sumur itu, dengan EOR, hasilnya bisa lumayan besar. Naik dua kali lipat sampai 280 ribu barel per hari.

Kembali soal target lifting sesuai APBN. Apa kendalanya kok sulit dicapai?

Karena angkalifting dalam APBN, tidak berdasarkan fakta di lapangan. Harusnya, angka produksi sesuai kondisi terkini di lapangan yang didrop ke atas. Bukan angka dari atas didrop ke bawah.

Artinya, angka lifting sangat ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan?

Iya begitu. Saya sudah kemukakan kepada Pak Agus (Martowardojo, Menteri Keuangan) mengenai masalah ini. Misalnya, pertumbuhan ekonomi ditetapkan 6,5% atau 6%, maka masing-masing sektor harus menyumbang sekian rupiah. Kemudian sumbangan itu dikonversikan dengan volume produksi minyak (barel). Sementara kondisi lapangan minyak, tidaklah memungkinkan untuk berproduksi segitu.

Apakah BP Migas pernah berdebat soal lifting minyak dengan pemerintah?

Saya pernah sampaikan kepada Pak Agus (Menteri Keuangan). Apakah mau angka riil atau prognosi dari angka pertumbuhan ekonomi? Yang saya tidak tahu bagaimana meraihnya. Kemudian, Pak Agus menjawab dengan meminta angka yang riil, karena penting dalam menentukan akurasi APBN.

Nah, kalau ingin angka yang akurat bisa dicari dengan mudah. Kita cari jumlah perusahaan minyak yang produksi. Datanya mudah didapatkan. Karena tiap well (sumur minyak), pasti ada angka produksinya, yang dijamin akurat. Kalangan industri minyak sangat paham karakteristik well yang digarapnya.

Penyakitnya apa, termasuk berapa produksinya. Dan angkanya itu, cukup rendah. Setelah ditotal, barulah ketahuan angka yang sebenarnya. Nah, kalau BP Migas punya angka sendiri yang berdasarkan pengamatan 5 tahunan. Jadi, kita punya angka yang lebih bagus lagi.

Sejak kapan perbedaan pemahaman soal lifting terjadi?

Selama lima tahun terakhir, kejadiannya begini-begini saja. Karena angkanya (lifting) drop-dropan. Di era Bu Sri Mulyani, pernah minta kenaikan 10 ribu barel. Lalu saya tanya, dari mana, Bu? Dijawabnya, ya terserah Anda. Alasannya, ekonominya harus berjalan begitu. Apalagi APBN harus segera diketok palu DPR.

Selanjutnya, kami bertemu kembali di Istana. Bu Sri Mulyani bertanya, apakah lifting bisa dinaikkan? Saya jawab saja bisa. Beliau nanya lagi, dari mana? Saya jawab saja dari langit. Karena angkanya sudah ditetapkan, ya sudah. Akhirnya ya enggak tercapai juga. Sebenarnya, menentukan angka produksi minyak itu, bisa dihitung. Semuanya scientified. Tetapi, enggak bisa di-drop dari atas atau manapun.

Selain kondisi sumur, apa lagi kendala yang dihadapi dalam meraih target lifting?

Ada beberapa kejadian penting yang cukup memengaruhi lifting. Seperti pecahnya pipa di Caltex, beberapa waktu lalu. Akibatnya, produksi turun dari 40 ribu ke 25 ribu barel per hari. Terbakarnya tanker MT Gagasan Perak di Kangean, Madura. Namun bisa segera diatasi. Terbakarnya tanker Lentera Bangsa di area CNOOC. Berdampak kepada produksinya, menurun dari 35 ribu ke 15 ribu barel per hari. Demikian pula minimnya produksi di Codeco. Seandainya semua itu tidak terjadi, target lifting yang ditetapkan 930 ribu barel per hari, aman.

Lalu, berapa angka riil dari BP Migas?

Karena berbagai kejadian itu, angka yang realistis jadinya 870 ribu barel per hari. Paling minim ya 810 ribu barel per hari. Sudah tidak bisa didongkrak lagi. Idealnya, angka lifting minyak diberikan kelonggaran, deviasi. Misalnya 5%, boleh lebih atau kurang.

Sepertinya, BP Migas tidak terima disebut gagal dalam hal lifting?

Untuk soal lifting, cukup unik juga. Kalau kementerian lain, misalnya Kehutanan, setoran ke negara kan berbentuk uang, bukan kayu dalam bentuk gelondongan. Sektor pertanian juga kontribusinya bukan berbentuk padi atau beras. Namun untuk minyak, setorannya dalam bentuk lifting. Harusnya uang juga dong.

Apabila kita berhasil memberikan kontribusi dalam bentuk dana kepada negara, berarti berhasil kan? Bukan lantas disebut lifting-nya gagal. Kalaupun targetnya 930 ribu barel per hari, kita berhasilnya hanya 810 ribu barel, barangnya enggak menghilang kok. Masih tersimpan di perut bumi Indonesia. Kan bisa berguna untuk generasi mendatang. Menyangkut sumber daya alam harus dikelola dengan baik dan adil. Bukan malah dikuras habis.

Apabila produksi minyak digenjot kan bisa mengurangi impor crude (minyak mentah)?

Tidak benar itu. Misalnya BP Migas menyanggupi produksi sebesar 1,2 juta barel, apakah impor minyak turun? Tidak begitu. Karena kita produksi 870 ribu barel saja, hanya 500 ribu barel yang diserap kilang domestik. Jadi buat apa harus digenjot besar-besar. Toh impor minyak, jalan terus. Itu tidak menjawab masalah.

Lalu kenapa Indonesia masih tergantung kepada impor minyak?

Karena kilang kita masih sangat terbatas. Karena harga crude (minyak mentah) luar negeri masih lebih murah dibanding crude kita. Kenapa Pertamina mengimpor minyak dalam jumlah besar, itu masalah di hilir.

Artinya, Indonesia seharusnya punya kilang?

Memang harusnya punya kilang sejak dulu, dalam rangka merealisasikan ketahanan energi. Tak beda, kenapa kita harus punya pesawat tempur, tank, kapal tempur atau peralatan perang lainnya? Memang tak menguntungkan, tetapi harus punya.

Kilang minyak akan sangat berguna untuk masyarakat secara langsung, sebagai jaminan stok BBM. Kalau ada apa-apa, tidak perlu impor. Produksi crude kita bisa diserap oleh kilang kita.

Terkait rendahnya lifting minyak berdampak kepada besaran subsidi BBM. Komentar Anda?

Kalau soal besaran subsidi BBM, bukan wewenang kami. Itu kan downstream management. Sedangkan BP Migas berada di upstream management. Jangan dicampur-adukkan. Kecuali kalau BP Migas boleh mengambil alih downstream management. Bisa dipermasalahkan itu.

Bagaimana suara miring dari beberapa kalangan tentang kinerja BP Migas? Bahkan sempat mencuat wacana pembubaran BP Migas?

Kami tahulah. Kita ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat. Kita ingin sampaikan fakta untuk education people. Misalnya, Kurtubi (pengamat perminyakan) yang cukup nyaring. Dulu ketika masih di Pertamina, apa yang sudah diperbuat Kurtubi? Pengelolaan minyaknya seperti apa? Dia bisa naikkan lifting, enggak? Ingat, kondisi sumur-sumur minyak sekarang sudah payah. Itu kan warisannya era Kurtubi. Disebutkan pula dana cost recovery membengkak dari tahun ke tahun. Padahal, BP Migas perketat aturan. Selama lima tahun, kenaikannya bisa kita tahan sampai 3% saja.

Ingat lho, cost recovery itu bukan uang hilang. Dipergunakan untuk 60% local containt di industri migas. Bukan dari APBN. Kita punya keinginan 80% cost recovery dibelanjakan di dalam negeri. Tidak dibawa ke luar.

Sempat juga BP Migas disebut-sebut lebih pro asing?

Kami juga dengar, BP Migas dituduh lebih pro asing. Tetapi itu kan lucu. Pada 1970 siapa yang undang kontraktor asing ke Indonesia? Bukan BP Migas kan, tapi Pertamina. Kami tak pernah undang investor asing. Kalaupun ada yang baru, belum menghasilkan apa-apa.

Setelah ditetapkannya UU Migas, semuanya harus melalui tender. Sebelumnya tidak ada tender. Termasuk zamannya Kurtubi di Pertamina. Makanya kita mau gugat masalah ini.

Sebagai pengendali sektor hulu, bagaimana mencegah adanya 'permainan'?

Agak lebih susah ya…. Kalau di hilir mungkin pemainnya ada 3, kalau hulu pemainnya 60-an. Bagaimana mungkin merekayasa di hulu karena lebih susah. Ada Chevron, Pertamina, CNOOC dan lainnya.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di Majalah InilahREVIEW edisi ke-09 Tahun II yang terbit 29 Oktober 2012. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Efisiensi Biaya Produksi, PTBA Bentuk Anak Usaha

INILAH.COM, Jakarta - Untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) membentuk sebuah anak perusahaan patungan bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), untuk pembangunan PLTU Mulut Tambang 2x620 mega watt (Sumsel 8) di Ranko Tengah, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.


Demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan PTBA, Joko Pramono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senen (29/10/2012). "Pembentukannya pada September lalu, PTBA memiliki 45% sahamnya pada anak perusahaan ini," kata Joko.

Menurut Joko, anak perusahaan yang baru sebulan dibentuk tersebut telah menandatangani perjanjian pasokan batubara (CSA) sebagai pemasok tunggal bahan bakar batubaranya sebesar 5,4 juta ton sampai dengan 6 juta ton per tahunnya untuk masa 25 tahun. Selanjutnya, untuk energi yang dihasilkan PT HBAP juga sudah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PT PLN (Persero) untuk masa 25 tahun pada tanggal 17 September 2012.

"Proyek PLTU senilai US$ 1,59 miliar ini akan mulai pembangunan konstruksi (EPC) tahun 2013, guna mengejar target beroperasinya pada tahun 2017 mendatang," kata Joko.


Selain membentuk anak usaha, perseroan juga melakukaan penandatangan Joint Development Agreement (JDA) bersama PT PLN dan Tenaga Nasional Behard dari Malaysia untuk pembangunan PLTU Mulut Tambang dengan kapasitas 800 MW-1.200 MW di Peranap, Indragiri Hulu, Riau yang merupakan wilayah ijin usaha pertambangan PTBA.

"Kebutuhan batubaranya diambil dari lokasi tambang Peranap yang jumlahnya bisa mencapai 8,4 juta ton pertahun. Sedangkan energi listriknya sebagian didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik dan sebagiannya lagi diekspor melalui kabel bawah laut ke Malaysia," kata Joko.

Sebagai tindak lanjut dari JDA, dalam waktu dekat akan dibentuk tiga perusahaan, masing-masing untuk pembangunaan batubara, pembangunan pembangkit listrik dan untuk pembangunan jaringan interkoneksi. "Proyek ini kita targetkan beroperasi komersial pada tahun 2018," ujar Joko.


Joko menambahkan, melalui konsorsium PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), PTBA membangun PLTU Banjarsari 2x110 MW di Lahat, Sumatera Selatan. Pembangunan konstruksinyaa dimulai akhir Juli 2011, saat ini progersnya sudah mencapai 45%. Dengan kepemilikan saham PTBA sebesar 59,75%, ditargetkan pada 2014 mendatang PLTU ini sudah mulai beroperasi. Selain itu PTBA juga merupakaan pemasok tunggal bahan bakar batubaranya 15 juta ton per tahun. [mel]


11.24 | 0 komentar | Read More

Libur Panjang, Omset Hotel Luar Jakarta Naik

Written By Unknown on Minggu, 28 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - Peningkatan hunian hotel di luar Jakarta selalu terjadi ketika adanya libur panjang dan ini dipastikan akan mendongkrak kenaikan omset hotel sebanyak 30% dari hari biasanya.

"Saya pikir kenaikan omset hotel sekitar 30 persen dari hari biasanya dan ini sudah biasa terjadi ketika ada hari libur yang panjang," ucap Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Johnnie Sugiarto saat dihubungi INILAH.COM, Sabtu (27/10/2012).

Masyarakat Jakarta yang berlibur ke tempat wisata dan keluar kota membuat beberapa hotel di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah kebanjiran penghuni. "Kantor juga banyak yang diliburkan, membuat orang Jakarta pergi berwisata dan menginap di hotel," tuturnya.

Namun peningkatan omset hotel, kata Johnnie, tidak terjadi untuk hotel-hotel di Jakarta melainkan berbagai tempat wisata yang ada di Jakarta yang lebih meningkat pengunjungnya. "Hotel di Jakarta justru tidak mengalami lonjakan yang berarti, malah tempat hiburan dan mal di Jakarta yang cukup sibuk karena ada juga wisatawan domestik dari daerah menuju Jakarta," ucapnya.

Lebih lanjut, Johnnie menuturkan, hotel yang berada di Bandung, Yogyakarta, Bangka, Bali, dan Bogor terlihat yang banyak mendapatkan keuntungan lebih dibanding lainnya.

Peningkatan omset hotel juga dibenarkan Public Relation Manager Hotel Aston Bogor, Dina Yudhari. Menurutnya terjadi peningkatan hunian kamar saat libur panjang hari raya Idul Adha. Omset hotel diperkirakan meningkat antara 30% hingga 40% dari hari biasanya.

"Sekitar 90 persen kenaikan tingkat hunian kamar di Hotel Aston Bogor dan ini sudah terjadi sejak Jumat siang. Para tamu banyak yang menginap sampai minggu. Kalau hari biasa kamar terisi sekitar 60 persen sampai 70 persen," kata Dina secara terpisah. [hid]


11.24 | 0 komentar | Read More

Apa Penyebab Kerugian Negara Rp37 T di PLN?

INILAH.COM, Jakarta – Untuk menelusuri kerugian negara mencapai Rp37 triliun di PLN diperlukannya audit teknologi dan audit proses pada 8 pembangkit PLN.

Menurut mantan sekretaris Menteri Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, audit tersebut dilakukan di PT PLN, BP Migas dan pihak lainnya. "Gunakan momentum ini, untuk melakukan audit penyediaan energy murah untuk rakyat dan jadikan memontum ini, siapa yang bertanggung jawab atas PLN yang menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam mengaudit teknologi tersebut, saya pikir BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yang benar-benar netral," kata Said ketika dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (27/10/2012).

Menurut Said, ada dua hal yang terjadi etika PLN memutuskan menggunakan BBM untuk pembangkit listriknya. Pertama, ketidak fisienan terjadi karena pembangkit listrik PLN yang tidak baik sehingga menggunakan BBM. Faktor kedua, ketidak tersedianya energi yang murah oleh BP MIgas.

"Kalau yang pertama yang terjadi, PLN yang salah. Sedangkan, kalau tidak tersedianya pasokan energi yang murah untuk PLN, maka BP Migas dan Kementerian ESDM yang salah," ucapnya.

PLN yang tidak efisiennya, kata Said, kemungkinan besar disebabkan tidak adanya pasokan gas oleh BP Migas. Namun jika ada peraturan pemerintah yang mengatur energi murah, maka seharunya ada toleransinya.

"Selama saya ikut pertemuan dalam lima tahun, tidak adanya pasokan gas dan batu bara oleh pemerintah. Lalu seberapa jauh toleransi tambahan gas untuk PLN, kan pembangkit listrik PLN juga untuk kepentingan masyarakat luas, seharusnya ada toleransinya," ujarnya.

Dalam laporan hasil pemeriksaan BPK RI No. 30/Auditama VII/PDTT/09/2011 tertanggal 16 September 2011, BPK menemukan dugaan kerugian negara di 8 pembangkit listrik pada periode 2009-2011 sebesar Rp37,6 triliun yang diakibatkan penggunaan BBM untuk pembangkitan listrik PLN yang seharusnya menggunakan gas. [hid]


11.24 | 0 komentar | Read More

Harga Bahan Makanan Stabil, Inflasi Oktober Tetap

INILAH.COM, Jakarta - Tingkat inflasi bulan Oktober 2012 diprediksi tidak akan mengalami koreksi karena harga-harga bahan makanan yang masih dalam kisaran stabil.

Selain itu siklus tahunan pascalebaran Idul Fitri dua bulan lalu masih berimbas pada rendahnya inflasi. Saat itu masyarakat mengalami konsumsi besar-besaran masyarakat dan harga yang melonjak tajam.

"Kita bisa lihat setalah lebaran idul fitri ya secara siklus tingkat inflasi bulan Oktober tidak akan terkoreksi, masih akan di kisaran 0,1% atau 0,2% karena harga 26 bahan makanan masih normal, paling hanya cabai saja berdasarkan data Kemendag yang mengalam kenaikan," ujar Ekonomi BCA, David Sumual kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (27/10/2012).

Naiknya harga cabai pun, menurutnya lebih disebabkan karena pengaruh distribusi di lapangan. Dengan demikian tidak ada sentimen negatif pun yang mempengaruhi adanya koreksi tingkat inflasi di bulan Oktober.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan hingga 24 Oktober 2012, harga cabai keriting merah memang melonjak signifikan dari Rp20.343 menjadi Rp22.854. Sedangkan cabai merah dari Rp20.240 menjadi Rp21.902 per kilo.

"Selain itu harga komoditas juga sama ya masih relatif stabil, setidaknya di bulan Oktober ini, namun dua bulan jelang akhir tahun (November-Desember) inflasi akan tinggi kembali karena tingkat konsumsi jelang akhir tahun," ujarnya.

Dari segi pergerakan kurs rupiah, David pun memastikan pergerakan rupiah tidak akan mempengaruhi inflasi. Ia melihat meski rupiah tertekan namun kecenderungan bergerak yang relatif stabil tidak akan menyebabkan naiknya harga-harga.

"Rupiah juga stabil ya masih di kisaran Rp9.614-an, ini masih bergerak stabil, kecuali kalau tiba-tiba rupiah melemah lebih dalam, saya kira pasti akan berimbas (terhadap inflasi)," tuturnya.

Namun demikian, David tidak menampik jika di tengah bulan atau pasca-tiga pekan berjalan di bulan Oktober akan ada sentimenn negatif yang datang dari dalam negeri memungkinkan mengkoreksi tingkat inflasi. "Tapi sejauh ini inflasi terjaga dan masih akan rendah," tukasnya.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi September 2012 sebesar 0,01%. Inflasi ini adalah yang terkecil sejak 5 tahun terakhir. Untuk inflasi tahun kalender mencapai 3,49%. Sementara secara year on year tercatat sebesar 4,31%. [hid]


11.24 | 0 komentar | Read More

Bapepam Cabut 2 Izin Perusahaan Pembiayaan

INILAH.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah mencabut dua izin perusahaan pembiayaan pada 24 Oktober 2012.

Dua perusahaan pembiayaan yang dicabut izinnya antara lain PT Citigroup Finance Indoneai dan PT Agro Finance Indonesia. Dengan dicabutnya izin usaha perusahaan pembiayaan itu maka PT Citigroup Finance Indonesia dan PT Agro Finance Indonesia dilarang melakukan kegiataan perusahaan pembiayaan.

Adapun keputusan pencabutan izin PT Citigroup Finance Indonesia berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Kep-381/KM.10/2010 pada 7 Agustus 2012. Sementara itu, pencabutan izin usaha PT Agro Finance Indonesia berdasarkan keputusan Kep-475/KM/10/2012 pada 10 September 2012. Demikian seperti dikutip dari situs Bapepam-LK, Minggu (28/10/2012).


11.24 | 0 komentar | Read More

ASKES Siapkan Rp8,5 Triliun Bangun BPJS

Written By Unknown on Sabtu, 27 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - PT ASKES (Persero) mencadangkan dana sebesar Rp8,5 triliun untuk membangun BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Aset kita sekarang hampir Rp15 triliun dan cadangan perusahaan itu sudah Rp8,5 triliun dan ini yang akan dialihkan ke BPJS," ujar Direktur Utama PT ASKES (Persero) I Gede Subawa dalam bincang-bincangnya dengan INILAH.COM dan IFT baru-baru ini.

Sekarang, lanjut Subawa, ASKES fokusnya bagaimana memberikan layanan terbaik untuk mempersiapkan diri menjadi BPJS. "Itu yang jadi fokus kita sekarang, terutama tahun depan," tuturnya.

Dia menyampaikan sebagian besar dana investasi ASKES nantinya akan dipakai untuk membangun BPJS mengingat dana dari pemerintah yang belum turun. "Kita harus mempersiapkan SDM yang lebih banyak untuk ready di 2014 dan mulai dididik di 2013, sehingga nanti biaya operasional pegawai agak tinggi karena kita menambah 1.500 pegawai," katanya.

Terkait anak usahanya seperti In Health Insurance, dia mengatakan akan diserahkan kepada pemerintah. "In Health ingin kami serahkan ke pemerintah," ujarnya.

Tapi, menurut Subawa, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk In Health. Pertama, sebaiknya dia menjadi BUMN supaya negara memiliki badan yang cukup bagus, profesional sesuai keinginan Kementrian BUMN. "Tentu ini ada proses dari DPR. Tapi saya lihat sudah seperti gayung bersambut sudah mulai ada pemikiran itu. Dalam hal ini aset ASKESp harus dikembalikan kalau dia menjadi BUiMN," katanya.

Alternatif kedua, tambahnya, In Health bisa dijual ke BUMN besar, di mana 2-3 BUMN masuk untuk mengembalikan aset perusahaan. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Pilih-pilih Sapi Kurban

INILAH.COM, Jakarta – Pada momen Idul Adha, permintaan atas hewan kurban sapi terus meningkat. Namun, tahukah Anda jenis-jenis sapi yang dijual?

Kasino, adalah pedagang hewan kurban yang sudah bergelut di bisnis ini selama belasan tahun. Dulu pria asal Surabaya ini hanya menjual kambing, namun beberapa tahun terakhir, ia memilih menjual sapi saja.

Selain karena profitnya yang lebih besar, peminatnya pun terus meningkat tiap tahunnya,"Banyak orang lebih cari sapi daripada kambing. Lagipula, untungnya dari jual sapi lebih besar," ujarnya kepada INILAH.COM.

Namun, berdagang sapi ternyata juga harus mengerti selera pasar. Karena lain pembeli, biasanya lain pula permintaannya. Berbagai jenis sapi pun harus ia sediakan demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Tak ayal, Kasino pun kelimpungan, karena ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendatangkan sapi-sapi tersebut ke Jakarta, yang menjadi basis keempat lapaknya.

Demi memaksimalkan laba, ia pun banting setir jadi peternak sapi, terutama sapi untuk kebutuhan Idul Adha, seperti sapi lokal, limosin, brangus dan simmental. Kekurangannya, akan dipenuhi dari peternak sapi lain di Pacitan, Surabaya.

"Saya ternak mengikuti permintaan pembeli saja. Kan mereka ada mau jenis lokal dan limosin, jadi saya ternak semuanya. Seperti sapi lokal, limosin, brangus dan metal," ucapnya.

Sapi Metal adalah sebutan bagi sapi Simmental di Indonesia. Nama Simmental diambil dari tempat asal sapi ini, yaitu daerah Simme di Swiss, sedangkan "Thal" atau "Tal" artinya lembah. Sapi Metal disukai para peternak karena persentase karkas relatif tinggi dan mengandung sedikit lemak.

Ciri khas Sapi Metal adalah warna bulu coklat kemerahan (merah bata) pada bagian muka dan lutut kebawah dan ujung ekornya berwarna putih. Pada dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam mempunyai harga yang lebih baik. Pejantan dewasanya mampu mencapai berat 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg.

Sedangkan Sapi limosin adalah salah satu tipe sapi yang hidup di wilayah beriklim dingin. Asal nama Limosin berasal dari daerah tempat pengembangan sapi ini yaitu Marche-Limosin di Perancis. Sapi Limosin mudah dipelihara serta cepat berkembang biak dan dagingnya memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit (lean).

Ciri tubuh Sapi limosin adalah bulu yang berwarna merah sampai coklat tua keemasan, kecuali di sekitar ambing yang berwarna putih serta lutut ke bawah dan sekitar mata yang berwarna lebih muda. Bentuk tubuh sapi jenis ini umumnya besar, panjang, padat dan kompak. Bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg.

Adapun sapi Brangus merupakan persilangan sapi betina Brahman dan pejantan Angus. Ciri khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang diwarisi brangus adalah adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang mutunya kurang baik. Sedangkan sapi Angus yang diturunkan adalah produktivitas dagingnya dan persentase karkas yang tinggi.

Untuk semua kategori sapi ini, Kasino menuturkan kisaran harga sapi termurah adalah untuk sapi lokal, yakni Rp9 juta sampai Rp30 juta. Sedangkan untuk sapi jenis Limosin dan Brangus dibandrol mulai dari Rp14juta hingga Rp40 juta.

"Limosin banyak yang beli karena dagingnya lebih banyak dan padat badan dagingnya. Harga tergantung dari berat sapinya, berat 800 kilo harganya bisa mencapai 40 juta rupiah per ekor," ucapnya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Dahlan Iskan 'Sulap' Uang Negara Rp 37,6 Triliun

INILAH.COM, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kerugian negara yang terjadi di tubuh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 37,6 triliun. Kerugian itu saat Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PLN.

Anggota Komisi VII DPR, Teuku Riefky Harsya mengakui, kerugian itu disebabkan oleh Dahlan Iskan. Saat itu, kata Teuku, Dahlan menyewa ribuan genset dari luar negeri.

"Memang pada saat itu Direktur PLN Pak Dahlan. Permasalahan itu ada pada ribuan genset yang didatangkan, kita sewa dari luar negeri, yang disebarkan ke seluruh daerah," kata Teuku, saat menghadiri pemotongan hewan qurban, di Jl. Tanjung Barat Raya, Jakarta Selatan, Jumat (26/10/2012).

Kendati demikian, menurut Teuku, audit BPK itu bukan keputusan hukum untuk menentukan seseorang bersalah. Untuk menindaklanjuti hasil audit itu, dia meminta agar BPK dan aparat penegak hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama untuk mengungkap kasus itu.

"Audit itu adalah untuk meninjau apakah itu salah atau tidak. Jangan praduga tak bersalah atau merusak citra seseorang," ucap ketua DPP Partai Demokrat itu.

Sebelumnya diberitakan, setelah gagal mengupayakan 'mobil listrik', kini Menteri BUMN, Dahlan Iskan malah menghadapi tekanan dan kritik DPR. Ia tidak memenuhi panggilan DPR terkait temuan BPK tentang kerugian PLN.

DPR mengundang Dahlan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas temuan BPK mengenai kerugian yang dialami PT PLN sebesar Rp37 triliun. Anggota Komisi VII dari Fraksi PAN, Alimin Abdullah menilai kasus PLN bisa lebih besar daripada skandal Bank Century. Karena itu, DPR meminta klarifikasi langsung dari Dahlan Iskan yang dulu pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN.

Kasus Bank Century saja yang menghabiskan dana Rp7,6 triliun sudah gempar. Apalagi PLN yang diduga merugikan negara Rp37 triliun.

Anggota Komisi VII dari Fraksi PDI-P, Dewi Aryani, mengusulkan untuk menunda rapat kerja tersebut. Sebab, Dahlan Iskan sebagai obyek tidak hadir.

Menurut Dewi, rapat ini seharusnya membicarakan hal yang serius. Jika diduga merugikan negara Rp37 triliun, semua pihak yang terlibat harus bertanggung jawab. "Saya juga minta Presiden sebagai Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) bertanggung jawab," tegas Dewi.

Panggilan DPR terhadap bos Jawa Pos itu untuk mengklarifikasi apa yang telah ditemukan BPK. Sehingga dalam pemeriksaannya nanti, DPR tidak dianggap memfitnah dan mempolitisir BUMN itu. "Pak Dahlan ini kami undang sebagai mantan Dirut PLN. Tapi malah tidak datang lagi dalam panggilan kedua," ungkap Alimin [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Penjual Peralatan Sate pun Senang

INILAH.COM, Jakarta - Banyaknya masyarakat yang membuat sate pada hari raya Idul Adha membawa berkah bagi pedagang yang menjual tusukan sate dan arang.


Sri Mulayani salah satu pedagang yang menjual arang serta tusukan sate menuturkan, selain menjual berbagai perabotan rumah tangga, juga menjual tusukan sate dan arang setiap harinya.

"Kalau lebaran haji gini, yang beli arang banyak dari hari biasanya, kalau tusukan sate gak begitu banyak. Masih banyakan yang beli arang," tutur Yani sapaan akrabnya, Jakarta, Jumat (25/10/2012).

Harga tusukan sate yang ia jual berisi 35 batang tusukan sate dengan harga Rp2500, sedangkan arang dijual per plastik Rp3.000. "Arang seplastiknya itu, setengah kilo isi arang kayu. Kalau yang batok saya ga jual," ucapnya.

Dari harga arang dan tusukan sate yang dibandrol tersebut, Yani mengambil keuntungan Rp1.000. Menurutnya, disaat lebaran haji seperti ini sekitar 30 hingga 40 plastik arang bisa terjual dan tusukan sate kurang dari 20 iket. "Ya kalau hari biasa, malah kadang ga ada yang beli. Kan musiman juga yang beli ginian (arang dan tusukan sate)," ujar Yani.

Selain arang dan tusukan sate, kata Yani, panggangan untuk menyate juga banyak yang beli. Jenis panggangan pun, Yani menyediakan dua jenis, panggangan kawat yang biasa sering digunakan untuk bakar ikan dan panggangan sate.

"Orang-orang ada juga yang beli panggangan buat ikan tapi dipake buat sate. Harganya juga lebih murah dari yang panggangan sate, yang panggangan ikan 7 ribu kalau sate 15 ribu," ucapnya.

Dari penjualan peralatan menyate di luar keuntungan dagang perabotan rumah tangga, Yani mengaku, bisa mendapatkan keuntungan paling banyak Rp150 ribu. "Untung ya lumayan buat tambahan keuntungan prabotan. Paling banyak 150 ribu, dari sate, tusukan sate dan panggangan, kan panggangan sate lumayan untungnya bisa 3 ribu satu pangganganya," katanya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Telkomsel Pailit, DPR Siap Pasang Badan

Written By Unknown on Jumat, 26 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - Komisi VI DPR mendukung langkah hukum yang ditempuh Telkomsel agar bisa terbebas dari putusan pailit yang menimpa anak usaha BUMN Telkom. Mayoritas sepakat, alasannya demi menyelamatkan aset negara.

Anggota Komisi VI Ferrari Roemawi menilai jika kejadian pailit yang dialami Telkomsel sampai dibiarkan dan tidak dijaga dengan benar, bukan tidak mungkin kasus serupa akan menimpa perusahaan lain yang asetnya juga dimiliki negara.

"Kalau dibiarkan, kasus semacam ini bisa terjadi lagi. Kita harus menjaga jangan sampai kasus pailit Telkomsel ini bikin saham induk usahanya terjun bebas. Apa yg dibutuhkan dari kami, kami siap," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/10/2012).

Pada Jumat (14/9/2012), Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang dipimpin Hakim Ketua Agus Iskandar, memutuskan bahwa Telkomsel pailit atas permohonan oleh PT Prima Jaya Informatika (PJI), distributor voucher isi ulang Kartu Prima. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Hatta : Ini Perpanjangan SPA Newmont yang Terakhir

INILAH.COM, Jakarta – Proses divestasi PT Newmont Nusa Tenggara tetap berjalan, kendati surat perjanjian jual beli (sales purchase agreement/SPA) 7% saham Newmont diperpanjang.

Demikian menurut Menteri koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (25/10). "Divestasi akan tetap berjalan. Tinggal sekarang apakah pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Jadi tak usah diperkeruh. Intinya divestasi berjalan," katanya.

Ia pun berharap, perpanjangan SPA ini merupakan kesempatan yang terakhir kali. "Tidak diperpanjang terus. Toh ada masanya. Saya kira kalau sudah diperpanjang sekali ini, sudahlah putuskan," ujarnya.

Seperti diketahui, batas waktu penjualan 7% saham NNT sudah berakhir. Namun hingga tenggat tersebut, pemerintah belum mendapat persetujuan DPR terkait pembelian saham perusahaan tambang emas dan tembaga di Batu Hijau, Nusa Tenggara.

Akibatnya, program divestasi saham NNT harus tertunda lagi, sejak amendemen perjanjian jual beli terakhir pada 3 November 2011. Ini merupakan penundaan yang keempat, sejak penjualan saham NNT senilai US$246,8 juta (sekitar Rp2,4 triliun) ditawarkan pertama kali pada Mei 2011.

Dengan amendemen ke-4 ini, PIP dan Nusa Tenggara Partnership B.V. bersepakat untuk memperpanjang jangka waktu pemenuhan syarat efektif perjanjian jual beli tersebut hingga 31 Januari 2013.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah pusat saat ini masih mempelajari mekanisme pembelian 7% saham Newmont, pascaputusan Mahkamah Konstitusi. "Langkah yang akan diambil masih dibahas internal pemerintah. Keputusan MK soal Newmont kita hormati tapi apa yang harus dilakukan pemerintah masih dibahas," katanya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

'PSAK 62 Tidak Turunkan RBC Industri Asuransi'

INILAH.COM, Jakarta - Bapepam-LK menyanggah pendapat Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) yang menyatakan PSAK 62 bisa menurunkan RBC (Risk Base Capital) perusahaan.

"Tidak tepat ada penurunan RBC, meskipun dihitung dengan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)" ujar Kabiro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata kepada INILAH.COM baru-baru ini.

Sebelumnya, RBC di industri asuransi ini dilakukan dengan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan), di mana perhitungan cadangan teknisnya dengan metode gross premium valuation, dan untuk perhitungan kewajiban pemegang polis (liability) juga dengan metode gross premium reserve. Sementara, dengan aturan yang baru (menggunakan SAP), RBC dihitung dengan metode net premium.

Menurut Isa, sebenarnya industri bisa menyiasatinya dengan mengajust SAP sembari memperhatikan SAK. "Misalnya liability, kan tinggal kita bagaimana SAP diajust dengan memperhatikan SAK yang dihitung gross. Tapi di sisi aktiva kan ada aset reasuransi yang bisa diperhitungkan. Jadi seolah-olah perhitungan RBC-nya dengan SAK," kata Isa.

Namun, AAUI mengeluhkan belum adanya pedoman teknis yang mengatur perhitungan aset reasuransi secara bruto.

Menanggapi hal tersebut, Isa berkomentar, itu terjadi hanya karena industri kesulitan dalam mencari orang yang bisa menghitung dengan SAP. "Kalau saya lihat, mereka (AAUI) sulit untuk mencari orang yang bisa menghitung gross premium tersebut," katanya.

AAUI meminta regulator untuk menunda penerapan PSAK 62 dengan salah satu alasannya aturan tersebut bisa menggerus modal perusahaan (RBC) hingga 20%. Akibatnya, dikhawatirkan beberapa industri bisa terkena Pembatasan Kegiatan Usaha karena tidak memenuhi persyaratan modal minimum yang bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri perasuransian. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Asuransi Asing Tawar BNI Life Sangat Tinggi

INILAH.COM, Jakarta -Sebuah asuransi asing sudah menawar PT BNI Life Insurance, yang merupakan anak usaha PT BNI (Persero) Tbk dengan harga yang sangat tinggi.

"Sudah ada yang berminat membeli BNI Life dengan harga yang sangat tinggi," ujar seorang sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya saat berbincang-bincang dengan INILAH.COM baru-baru ini .

Menurutnya, investor tersebut merupakan salah satu perusahaan asuransi ternama dari sebuah negara besar. Sayangnya, dia tidak bersedia menyebut nama perusahaan asuransi tersebut berikut asal negaranya.

Namun, beberapa waktu lalu, Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo menyampaikan dalam acara Non Deal Road Show yang dilakukan di New York dan Tokyo ada beberapa investor yang menyatakan minatnya untuk membeli anak perusahaan BNI.

"Sekarang investor tersebut sudah dalam tahap 2 dari 8 tahap yang akan dijalani, termasuk melapor ke BI dan Bapepam-LK (krn BNI Tbk)," tutur sumber tersebut.

Sebelumnya diberitakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana melepas sebagian besar kepemilikan saham di anak perusahaannya. Menurut Gatot, divestasi saham untuk anak-anak perusahaan tersebut dilakukan untuk restrukturisasi perusahaan. Selain BNI Multifinance yang bergerak di sektor pembiayaan kendaraan bermotor, BNI memiliki anak usaha lain seperti PT BNI Life Insurance, PT BNI Sekuritas, dan PT BNI Syariah.

Gatot mengatakan BNI nantinya akan memiliki saham mayoritas dan minoritas di anak-anak perusahaannya. Namun, kepemilikan saham BNI di BNI Sekuritas akan tetap dipertahankan mayoritas.

Demikian halnya dengan kepemilikan BNI di BNI Life dan BNI Syariah. Namun, Gatot mengatakan BNI baru bersedia melepas sebagian besar kepemilikan sahamnya di BNI Multifinance. "Untuk multifinance, minoritas saja kami bersedia," katanya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Pemerintah Kaji Pengelolaan Inalum

Written By Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, pembelian PT Indonesia Asahan Aluminium ( Inalum) mendapatkan dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Kalau Inalum kita gembira karena dua tahun berturut-turut, kita dapat dukungan DPR untuk menyusun perolehan anggaran 7 triliun rupiah untuk melakukan pengambil alihan Inalum," kata Menkeu di gedung DPR, Rabu (24/10/2012).

Akan tetapi, lanjut Menkeu, pembelian Inalum masih dipelajari lebih dalam lagi. Opsinya, langsung dibeli pemerintah atau mendirikan BUMN yang baru untuk menangani Inalum. "Kita akan pelajari apakah itu pemerintah akan mendirikan BUMN atau pemerintah akan langsung membeli itu, kita msh diskusikan dgn pemerintah dan minta persetujuan DPR," ujarnya.

Lebih lanjut Agus menuturkan, kalau nantinya akan dibuat BUMN baru untuk khusus menangani Inaalun tetap di bawah Kementerian BUMN. "Artinya di Kementerian BUMN karena industri almunium cukup strategis dan nilainya juga baik dan satu bentuk hilirisasi. Jadi saat ini belum ada padanannya jadi bisa kita jadikan itu sebagai BUMN yang independen," ujarnya. [hid]


11.24 | 0 komentar | Read More

DPR Duga Ada Permainan Orang Dalam

INILAH.COM, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR, Refrizal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menduga ada orang dalam baik dari PT Telkomsel maupun PT Prima Jaya Informatika, sehingga Telkomsel dinyatakan pailit.

"Siapa di belakang PT Prima Jaya Informatika. Ini tidak main-main, perusahaan besar bisa pailit hanya karena perusakaan kecil," katanya saat RDP dengan PT Telkom dan Telkomsel, di gedung DPR Jakarta, Rabu (24/10/2012).

Refrizal mengatakan, permasalahan orang dibalik kasus pailit ini, harus segera dibicarakan kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan. "Sampaikan ke Pak Menteri BUMN. Ini serius ga main-main. Apa yang dibicarakan dengan PJI sampaikan ke beliau," ujarnya.

Selain itu, kinerja Telkom dan Telkomsel, kata Refrizal, harus segara diperbaiki mulai dari bawah hingga tingkatan paling atas. "Kinerja direksi harus ditingkatkan. Komisi VI juga mendorong kepastian hukum," ucapnya. [dit]


11.24 | 0 komentar | Read More

Emas Antam Stagnan Jelang Libur Panjang

INILAH.COM, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Kamis (25/10/2012) stagnan, dengan harga logam mulia ukuran 1 gram berada di level Rp576.200.

Berdasarkan daftar harga yang dilansir www.logammulia.com, semua stok emas batangan tersedia pada Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) PT Antam.

Menurut daftar harga yang dirilis pada pukul 09.31 WIB, harga emas ukuran 1 gram tetap di level Rp576.200. Sedangkan harga beli kembali (buy back) emas berada di level Rp507.000 per gram.

Harga emas batangan 2 gram tetap di level Rp1.112.400; Harga emas batangan 2,5 gram bertahan di level Rp1.380.500 dan harga emas batangan 3 gram stagnan di level Rp1.648.600;

Tidak berbeda dengan harga emas batangan 4 gram yang tetap di level Rp2.184.800; Kemudian harga emas batangan 5 gram yang bertahan di level Rp2.731.500, emas batangan 10 gram yang stagnan di level Rp5.422.000 dan harga emas batangan 25 gram yang tidak berubah di level Rp13.480.000.

Sementara harga emas batangan 50 gram juga tetap di level Rp26.895.000; Sedangkan emas batangan 100 gram stagnan di level Rp53.740.000 dan emas batangan 250 gram yang tidak berubah di level Rp134.250.000.

Sedangkan harga emas internasional menurut CNBC.COM naik US$6,1 (0,36%) ke level 1.707,70 per troy ounce (1 troy ounce setara dengan 31,1 gram). [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

DPR Setujui Privatisasi 3 BUMN

INILAH.COM, Jakarta - Komisi XI DPR menyetujui privatisasi tiga BUMN, yaitu PT Sarana Karya, PT Primisima, dan PT Kertas Padalarang.

Persetujuan privatisasi ini dilakukan Komisi IX DPR dalam rapat dengan Menteri Keuangan pada Rabu (24/10/2012) malam.

Menurut Agus Martowardojo, ketiga perusahaan BUMN ini perlu diprivatisasi mengingat kondisi kinerjanya yang sangat buruk dan permodalan yang sudah negatif. Selain itu, ketiga BUMN ini juga kalah saing dengan perusahaan lain yang menjalankan bisnis sejenis.

"Karenanya, kami mendukung rencana Kementerian BUMN untuk melakukan privatisasi terhadap ketiga BUMN ini dalam bentuk divestasi," ujarnya.

PT Sarana Karya disepakati, saham negara yang akan dilepas 100% dan dilakukan divestasi dengan sistem strategic sale, di mana calon investornya berasal dari BUMN lain, dalam hal ini Wijaya Karya.

"Kami melihat perusahaan dalam lima tahun teralhir memiliki ekuitas yang negatif dan tiga tahun terakhir modal minus, pangsa pasar terbatas, serta memiliki SDM yang terbatas," ucapnya.

Sementara PT Primisima, saham negara yang akan dilepas sebesar 52,79%, juga melalui sistem strategic sale, di mana calon investornya berasal dari pemegang saham lain, dalam hal ini GKBI Investment.

"Kondisi mesin perusahaan sudah tua, butuh perbaikan dan investasi mesin baru. Perusahaan juga sering terlambat dalam penyediaan kapas, eskpor menurun, margin dan ekuitas negatif dalam tiga tahun terakhir, dan rugi selama 2006-2009," tutur Menkeu.

Sedang untuk PT Primisima, DPR setuju dilakukan divestasi saham negara sebesar 7,74%, di mana calon investornya dari BUMN lain, yakni Perum Peruri.

Masalah PT Primisima kurang lebih sama, yakni kondisi mesin perusahaan sudah tua, perlu tambahan modal, penjualan menurun karena banyak swasta lain yang melakukan bisnis yang sama, serta marjin negatif.

"Sejak 2011 perusahaan baru bisa mencatatkan laba setelah masuknya Peruri," kata Agus Marto. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Kebijakan Pertanian SBY Masih di Awang-awang

Written By Unknown on Rabu, 24 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - Tidak jelasnya arah kebijakan sektor pertanian kembali mendapat kritikan PDIP. Kebijakannya pertanian saat ini lebih bersifat parsial dan tambal sulam.

Kepada wartawan di DPR, Senin (23/10/2012), anggota Komisi VI asal PDIP, Sukur Nababan menyebut pemerintahan SBY gagal di sektor pertanian. ''PDIP melihat, UU Pangan belum memberikan jaminan untuk petani. Demikian pula program-programnya,'' ujar Sukur.

Dia mempertanyakan efektivitas kebijakan ekstensivikasi lahan, pupuk bersubsidi serta sejumlah program BLT (Bantuan Langsung Tunai) bagi petani. ''Pemerintah SBY bercita-cita memperluas lahan pertanian baru sebesar 7,3 juta hektar. Ini kebijakan di awang-awang. Demikian pula bagi-bagi pupuk bersubsidi dan BLT untuk petani, bukanlah solusi. Bahkan bisa membuka korupsi baru,'' tuturnya.

Daripada mengembangkan kebijakan ala 'sinterklas', Sukur menyarankan agar pemerintah memiliki lembaga yang berwenang dalam menjaga stok pangan serta stabilitas harga sembako.

''Bentuknya bisa dengan membentuk lembaga baru atau lebih memberdayakan Bulog. Apabila harga bahan pangan serta sembako bisa dijamin stabil, petani pun lebih bersemangat dan bergairah. Ini akan menumbuhkan sentra-sentra pertanian secara alamiah. Yang pada akhirnya membuat Indonesia bisa berswasembada lagi. Seperti di era Orba lalu,'' paparnya.

Ia mengaku heran dengan arah kebijakan pemerintahan SBY yang cenderung politis. Lebih banyak bernuansa untuk pencitraan tanpa melihat dampak langsungnya kepada masyarakat.

''Pemimpin itu harus berani terluka. Berani menetapkan kebijakan yang tidak populer sekalipun. Namun tujuan jangka panjangnya jelas. Untuk memakmurkan rakyatnya,'' tandas Sukur. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Kenaikan Harga BBM Tetap Seizin DPR

INILAH.COM, Jakarta - Pemerhati kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkapkan tahun depan pemerintah harus menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Untuk tahun ini memang tidak bisa menaikkan harga BBM karena ada undang-undang APBN," katanya saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (23/10/2012).

Menurutnya, anggaran subsidi energi sebesar 20% lebih dari APBN merupakan keputusan yang tidak efisien. "Ini jelas gak efektif dan harusnya dialihkan yang lebih bermanfaat," ucapnya.

Namun kenaikan BBM, katanya, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, seperti yang dikatakan Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang bisa menaikan BBM tampa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Kenaikan BBM tetap harus melalui keputusan DPR, tidak bisa langsung dilakukan pemerintah sendiri," ujarnya.

Lebih lanjut Agus mengungkapkan, pemerintah harus lebih memperhatikan infrastruktur karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. "Anggaran subsidi dialihkan ke infrastruktur, ini sangat meningkatkan ekonomi masyarakat, mereka bisa bekerja dan menghasilkan pendapatan yang lebih. Selain itu bisa dialihkan ke subsidi langsung, seperti ke tiket kereta, jadi harga bisa lebih murah," katanya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo kemarin mengklaim dapat menaikkan harga BBM bersubsidi tanpa memerlukan persetujuan DPR, dengan adanya pasal 8 ayat 10 dalam UU APBN 2013.

"Pasal 8 ayat 10 memang isinya memberi kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga energi, apabila asumsi makro ataupun parameter yang ada di APBN terjadi perubahan," kata Menkeu di DPR.

Pasal 8 ayat 10 UU APBN 2013 menyatakan belanja subsidi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dapat disesuaikan dengan kebutuhan realisasi pada tahun anggaran berjalan untuk mengantisipasi deviasi realisasi asumsi makro, dan/atau perubahan parameter subsidi, berdasarkan kemampuan keuangan negara. [hid]


11.24 | 0 komentar | Read More

Jual SUN, Pemerintah Serap Utang Rp9 T

INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah berhasil menyerap dana senilai Rp9 triliun melalui lelang empat seri surat utang negara (SUN) untuk mendukung APBN 2012.

Demikian mengutip keterangan Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Selasa (23/10/2012). Untuk penawaran yang masuk dalam lelang empat seri SUN itu mencapai Rp17,9 triliun.

Pemerintah memenangkan sebesar Rp200 miliar atas seri penerbitan kembali SPN12131007 dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,56562 persen.

Penawaran untuk seri yang memiliki tanggal jatuh tempo 7 Oktober 2013 ini mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 4,8125 persen dan terendah 4,46875 persen.

Kemudian, pemerintah memenangkan seri penerbitan baru FR0066 sebesar Rp2,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,38643 persen.

Penawaran untuk seri yang memiliki tanggal jatuh tempo 15 Mei 2018 dengan tingkat kupon 5,25 persen ini mencapai Rp4,3 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,65625 persen dan terendah 5,18750 persen.

Pemerintah memenangkan seri penerbitan kembali FR0063 sebesar Rp3,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,72857 persen.

Penawaran untuk seri ini yang memiliki tanggal jatuh tempo 15 Mei 2023 dengan tingkat kupon 5,625 persen ini mencapai Rp4,92 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,875 persen dan terendah 5,625 persen.

Pemerintah juga memenangkan seri penerbitan kembali FR0065 sebesar Rp3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,51436 persen.

Penawaran untuk seri yang memiliki tanggal jatuh tempo 15 Mei 2033 dengan tingkat kupon 6,625 persen ini mencapai Rp7,23 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 6,75 persen dan terendah 6,46875 persen.

Jumlah dimenangkan pemerintah sebesar Rp9 triliun tersebut lebih tinggi dari target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp6 triliun.


11.24 | 0 komentar | Read More

UMKM Dilupakan Sekaligus Diandalkan

INILAH.COM, Jakarta - Seorang ekonom, yang mendukung pasar bebas, mengatakan pemerintah dulu lebih memprioritaskan sektor industri ketimbang pertanian karena lebih banyak menyerap tenaga kerja.

Saya termangu mendengar pernyataan itu dan tiba-tiba teringat kepada negara-negara yang masih sangat mempedulikan sektor pertanian seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang bahkan Taiwan, sekalipun industri manufakturnya hebat. Bagi mereka sektor pertanian bukan hanya sebatas luas lahan garapan dan produk primernya, namun juga produk turunannya serta makna strategis dari produk tersebut.

Indonesia dewasa ini terombang ambing. Tidak piawai di sektor industri bernilai tambah, apalagi di sektor pertanian. Kecenderungan ini berjalan terus dari tahun ke tahun. Ujung-ujungnya adalah ketergantungan kepada negara lain.

Sangat ironis menyaksikan hingar bingar dalam dunia otomotif. Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) menampilkan mobil-mobil mutakhir berteknologi tinggi dan berpenampilan indah. Ada yang dirakit di Indonesia, namun ada pula yang diimpor. Konsumen tidak peduli, bila cocok di hati dan harga, mobil berpindah tangan.

Makin banyak mobil terjual, makin banyak pemerintah mendapat pajak. Makin banyak pula penduduk yang memperoleh manfaat efek berganda dari bisnis otomotif ini. Begitu logika sederhananya.

Perjalanan pemikiran terkadang cuma sampai disitu. Malas untuk meneliti berapa devisa yang perlu dikeluarkan untuk mengimpor kendaraan beroda empat dan roda dua beserta suku cadangnya. Adakah transfer of pricing? Mengapa dari tahun ke tahun hanya merakit dan mayoritas penjualannya di pasar domestik? Tidakkah bisa menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor?

Lihat pula produk-produk farmasi. Berapa persen kandungan impor dari obat-obatan yang dibuat di dalam negeri? Belum lagi industri susu dan produk turunannya?

Negara maju sudah mengkapling-kapling dunia ini. Tidak boleh satu negarapun yang berjalan melampaui strategi mereka. Negara berkembang hanya boleh bergerak di sektor-sektor yang ketinggalan teknologinya, ekspornya didominasi sumber daya alam dan menjadi halaman rumahnya sebagai pasar bagi produk-produk asing. Supaya kelihatan legal maka dibuat berbagai perjanjian bilateral dan multilateral.

Jangankan yang terkait dengan produksi, penggunaan mata uang dalam transaksi juga tak boleh keluar pakem. Harus mata uang tertentu, terutama dolar AS, yang secara teknis sebenarnya tak ada nilainya. Cuma persepsi, beda ketika masih berlaku perjanjian Bretton Woods.

Presiden Irak Saddam Hussein sebelum dijatuhkan pernah menyatakan niatnya untuk tidak menggunakan dolar AS dalam transaksi bisnis minyak mentah. Dia pun dijatuhkan setelah diketahui tidak mempunyai senjata pemusnah massal.

Pengkaplingan juga terjadi di sektor pertanian. Perusahaan-perusahaan multinasional mendominasi, mulai dari pembibitan, proses produksi hingga pemasaran. Pangan sudah menjadi produk strategis yang juga dapat dispekulasikan, seperti minyak mentah. Bukankah Indonesia blingsatan bila harga kedelai, beras dan gandum makin mahal?

Indonesia yang relatif punya segala-galanya dibuat tak berdaya. Lautnya luas tetapi kapal nelayan asing leluasa mengambil ikannya. Percaya atau tidak, terkadang kapal asing itu diawaki pelaut Indonesia yang kebetulan bekerja disitu.

Perairan Indonesia merupakan salah yang terpanjang di dunia, namun garam, terutama untuk industri, masih harus diimpor. Dalihnya lantaran tak berkualitas. Aneh dari dulu tak berkualitas.

Alhasil kebanyakan produk yang diekspor umumnya masih didominasi bahan mentah berbasiskan sumber daya alam. Suatu perusahaan membanggakan telah mengekspor 15 juta ton batubara. Tak sadarkah bahwa dengan batubara sebanyak itu, telah lenyap bukit yang lebih tinggi dari Wisma 46 (250 meter) dan malahan juga tercipta lubang yang lebar dan dalam, dimana truck terlihat seperti semut.

Kalau mau jujur berapa perolehan bersih hasil ekspor itu setelah repatriasi keuntungan turut dihitung? Lalu, bagaimana nasib generasi mendatang yang kehilangan cadangan energi dan ketahanan pangan?

Yang diabaikan, yang berjasa

Bagi mereka yang melihat pameran produk ekspor Indonesia, seperti Trade Export Indonesia yang berakhir 21 Oktober lalu, tentu bakal terharu. Di situ ada pahlawan-pahlawan kesejahteraan yang jauh dari hingar bingar politik, jerat hukum dan pengabaian terhadap kelestarian lingkungan.

Sekalipun nilainya kecil, tetapi mereka dengan bahan baku 100% domestik, mampu mengekspor, menghasilkan devisa, serta memberi penghidupan kepada para karyawan dan keluarganya.

Ada eksportir kopi luwak yang karena jumlahnya sedikit dikirim lewat udara. Ada produsen sepatu yang bila dijual di Paris, Prancis harganya Rp5 juta per pasang. Di bagian lain, terpajang ratusan makanan laut yang dibungkus dalam kemasan indah. Terdapat pula kerajinan yang terbuat dari rotan atau tenun, tak ketinggalan batik.

Dalam perbincangan dengan para pengusaha di atas, nampak bahwa mereka benar-benar usahawan sejati yang fokus dengan bisnisnya. Mereka maju terus mencari peluang bisnis, sekalipun ada atau tak ada pertolongan dari birokrat pemerintah.

Sekalipun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti tahan krisis serta mampu menghasilkan devisa, namun pertolongan eksternal lebih seru di tingkat seremoni sedangkan dalam perbincangan umum, UMKM menjadi obyek politik.

UMKM tak bergerak secepat yang diharapkan lantaran para 'dewa penolong'-nya tak berjiwa bisnis melainkan berjiwa birokrat atau akuntan. Maka tak mengherankan bila persoalan yang dihadapi dari masa ke masa itu-itu saja.

Dalam International Microfinance Conference 2012 di Yogyakarta terungkap problem utama yang dihadapi UMKM adalah lemahnya koordinasi antar instansi serta sektor pembiayaan yang kelewat ribet. Masalah-masalah lama itu sesungguhnya berpangkal pada pola pikir birokrat bahkan bankir.

Mereka perlu mengadakan terobosan yang berdasarkan kepada ketajaman daya analisa dan keyakinan. Bisnis ayam goreng Mbok Berek misalnya, tak akan sebesar sekarang jika bankir I Nyoman Muna tak punya keberanian keluar dari pakem.

Pemenang hadiah Nobel Ekonomi 2006 Muhammad Yunus dari Bangladesh datang ke konferensi itu. Dia pun pernah memberi ceramah dalam acara Presidential Lectures di depan para pejabat Indonesia, namun gaungnya tak kuat lantaran jiwa para pendengarnya relatif tak satu getaran dengan para wiraswasta.

Di Taiwan masyarakatnya berkeyakinan, yang terbaik adalah menjadi tuan bagi diri sendiri. Maka di sana banyak UMKM dengan pertolongan pemerintah. Begitu banyaknya hingga UMKM digambarkan sebagai kluster ribuan kura-kura dalam perekonomian nasional. Ketika terjadi resesi dunia, digambarkan sebagai topan yang menjatuhkan iklan luar ruang, ekonomi Taiwan bisa bertahan karena banyaknya UMKM.

Kalau pasaran ekspor tradisional Indonesia melemah, maka yang kemudian dicanangkan adalah perlunya mencari pasaran ekspor baru. Begitu melulu!


11.24 | 0 komentar | Read More

Sumberdaya Sewatama Tawarkan Obligasi Rp800 M

Written By Unknown on Selasa, 23 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta - PT Sumberdaya Sewatama akan menawarkan obligasi I tahun 2012 senilai Rp800 miliar dan sukuk ijarah PT Sumberdaya Sewatama I tahun 2012 sebanyak-banyaknya Rp200 miliar.

Obligasi ini terdiri dari dua seri yaitu seri A berjangka waktu tiga tahun dan seri B berjangka waktu lima tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi dengan bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 26 Februari 2013, sedangkan bunga obligasi terakhir pada 28 November 2015 untuk obligasi seri A dan 28 November 2017 untuk obligasi seri B.

Demikian seperti dikutip dari prospektus singkat yang diterbitkan, Selasa (23/10/2012).

Dana hasil penawaran, baik obligasi dan sukuk, sekitar 60% akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang PT Bank DBS Indonesia % dan 40% untuk modal kerja yaitu pembelian persediaan suku cadang.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA untuk obligasi dan idA syariah.

Yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk ijarah antara lain PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas. Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Obligasi dan sukuk ijarah ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus berupa barang bergerak maupun tidak bergerak, atau pendapatan milik Perseroan dalam bentuk apapun.

Adapun jadwal sementara penawaran obligasi antara lain masa penawaran awal pada 24 Oktober-7 November 2012, tanggal efektif pada 20 November 2012, masa penawaran umum pada 22-23 November 2012, penjatahan pada 26 November 2012, distribusi secara elektronik pada 28 November 2012, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 November 2012.

Perseroan mencatatkan laba bersih menjadi Rp91,75 miliar hingga semester pertama 2012 dari semester pertama 2011 sebesar Rp75,38 miliar. Pendapatan perseroan naik menjadi Rp591,47 miliar hingga semester pertama 2012 dari semester pertama 2011 sebesar Rp477,93 miliar. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Emas Antam Naik Rp6.000 per Gram

INILAH.COM, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Selasa (23/10/2012) kembail naik, dengan harga logam mulia ukuran 1 gram berada di level Rp580.200.

Berdasarkan daftar harga yang dilansir www.logammulia.com, hampir semua stok emas batangan tersedia pada Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) PT Antam. Kecuali emas ukuran 50 gram dan 250 gram yang tidak tersedia.

Menurut daftar harga yang dirilis pada pukul 09.31 WIB, harga emas ukuran 1 gram naik Rp6.000 ke level Rp580.200. Demikian pula harga beli kembali (buy back) emas yang naik Rp6.000 ke level Rp511.000 per gram.

Harga emas batangan 2 gram menguat Rp12.000 ke level Rp1.120.400; Harga emas batangan 2,5 gram naik Rp15.000 ke level Rp1.390.500 dan harga emas batangan 3 gram naik Rp18.000 ke level Rp1.660.600;

Tidak berbeda dengan harga emas batangan 4 gram yang meningkat Rp24.000 ke level Rp2.200.800; Kemudian harga emas batangan 5 gram yang naik Rp30.000 ke level Rp2.751.500, emas batangan 10 gram yang naik Rp60.000 ke level Rp5.462.000 dan harga emas batangan 25 gram yang naik Rp150.000 ke level Rp13.580.000.

Sementara harga emas batangan 50 gram juga naik Rp300.000 ke level Rp27.095.000; Sedangkan emas batangan 100 gram naik Rp600.000 ke level Rp54.140.000 dan emas batangan 250 gram yang terangkat Rp1.500.000 ke level Rp135.250.000. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

OJK Yakinkan Presiden, Siap Beroperasi Awal 2013

INILAH.COM, Jakarta- Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakinkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) siap beroperasi pada 1 Januari 2013.

"DK OJK melaporkan updating repot tentang kegiatan DK OJK selama masa transisi ini, di antaranya terkait organisasi OJK yang telah selesai dilakukan, standar prosedur kerja dan infrastruktur, serta menyakinkan bahwa OJK siap beroperasi 1 Januari 2013," ujar Ketua Tim Transisi OJK Dumoli F. Pardede dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/10/2012).

Dia menyampaikan OJK telah melakukan audiensi ke Presiden SBY di Gedung Agung Yogyakarta selama satu jam kemarin.

Selain itu, lanjutnya, dalam audiensi tersebut OJK juga telah melaporkan kepada Presiden mengenai kantor sementara DK OJK di Komplek Bidakara. "Juga dilaporkan kesiapan DK OJK berpartisipasi dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan bersama sama dengan Kemenkeu, BI dan LPS," tuturnya.

OJK juga menginformasikan kesiapan DK OJK menerima pengalihan pegawai dari Bapepam-LK dan BI, serta melaporkan tentang pengkajian mengenai rencana pungutan ke industri di tahun depan. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

RI Ikut Pengaruhi Keseimbangan Ekonomi Baru Dunia

INILAH.COM, Jakarta - Indonesia merupakan satu dari tujuh negara berkembang Asia yang mengkontribusi hampir 50% pertumbuhan (PDB) dunia saat ini.

"Kontribusi negara berkembang Asia terhadap PDB dunia menuju 50%. Tapi 90% dari negara itu dihasilkan oleh hanya tujuh negara termasuk Indonesia sebagai negara nomor tiga setelah China dan India," ujar Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (23/10/2013).

Menurutnya, kondisi tersebut merupakan keseimbangan baru ekonomi dunia. "Itu menyebabkan posisi tawar kita di tingkat global dan regional," ucapnya.

Karenanya, lanjut Mahendra, Indonesia tidak perlu cemas dalam masa transisi ekonomi baru tersebut. "Itu karena posisi Indonesia berada di tengah-tengah yang mempengaruhi perubahan dan transisi keseimbangan baru ekonomi dunia," tuturnya.

Dia menambahkan Indonesia bisa terus bertahan di tengah krisis yang terjadi saat ini dengan mengedepankan keseimbangan domestik. "Ini harus dikelola secara berkelanjutan," katanya.

Selain ekonomi domestik, peningkatan belanja modal juga akan ikut menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu juga pertumbuhan investasi yang secara riil akan memberi pertumbuhan pendapatan negara. Kemudian pertumbuhan kredir perbankan dan pembangunan infrastruktur juga ikut membantu menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan.

Mahendra menegaskan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi ke depan setidaknya ada 3 pekerjaan rumah yang besar yang harus dlakukan, yaitu mengatasi masalah subsidi BBM, pembenahan infratruktur, dan memperbaiki governance dangan mengatasi korupsi. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Soal Mahakam, Salah Kalau Meragukan Pertamina

Written By Unknown on Senin, 22 Oktober 2012 | 11.24

DARI sederet nama pengamat minyak dan gas yang mendukung Pertamina mengelola Blok Mahakam, terselip nama Pri Agung Rakhmanto, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute. Apa alasan Pri mendukung? Apa manfaatnya jika Pertamina mengelola Blok Mahakam? Iwan Purwantono dari InilahREVIEW mewawancarai Pri Agung Rakhmanto. Petikannya:

Apa alasan Anda menginginkan agar Pertamina yang mengelola Blok Mahakam?

Secara prinsip, saya sangat mendukung Pertamina menggarap Blok Mahakam. Alasannya, bukan semata-mata soal ekonomi ataupun nasionalisme saja. Tetapi bagaimana kita memberikan kesempatan kepada BUMN agar bisa berkembang.

Bila Pertamina diberi kepercayaan mengelola Blok Mahakam, artinya ini menambah kocek baik Pertaminamaupun negara. Dengan begitu, Pertamina bisa membangun industri migas di beberapa blok. Alhasil, industri migas bisa semakin berkembang secara mandiri, tanpa campur tangan asing lagi. Sehingga kekayaan alam Indonesia bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat.

Masalahnya, bagaimana peluang Pertamina?

Kalau melihat realitas, peluangnya kecil. Pemerintah lebih condong kepada perpanjangan kontrak Blok Mahakam. Ini untuk kepentingan jangka pendek. Enggak perlu dijelasin, Anda sudah tahulah ke mana arahnya.

Misalnya, apa?

Misalnya terkait kepentingan geopolitik. Akibat kerasnya tekanan dari luar, akhirnya pemerintah manut saja. Tentu, pihak-pihak asing akan melakukan sejumlah lobi untuk itu, agar operator Blok Mahakam bisa diperpanjang.

Soal dukungan DPR, sejatinya tidak ada masalah. Yang saya maksud, mereka (DPR) tentu sudah tahu kok, apa untung dan ruginya kalau Blok Mahakam diperpanjang. Sekarang, tinggal lebih kuat yang mana, hati nurani atau kepentingan?

Pertamina sudah layak mengelola Blok Mahakam?

Lho, Blok Mahakam kan sudah produksi. Jadi, Pertamina tinggal nerusin saja. Kalaupun mulai sejak awal, Pertamina punya kemampuan kok. Sekarang saja, Pertamina berani garap blok minyak di beberapa negara Timur Tengah. Terahir Pertamina handle Blok West Madura Offshore (WMO) dan Blok Offshore North West java (ONWJ). Jadi, salah kalau masih meragukan kemampuan Pertamina.

Apa manfaatnya bila Pertamina dipercaya mengelola Blok Mahakam?

Banyak sekali. Paling tidak, kita bisa merasakan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selama ini, perusahaan asinglah yang menguasai kekayaan alam di bidang migas. Posisi Pertamina selalu kalah. Apa salahnya kalau sekarang Pertamina diberikan kepercayaan yang lebih.

Keuntungan lainnya, pemerintah bisa lebih mudah dalam menentukan arah kebijakan energi. Karena, pemerintah bisa menentukan volume gas untuk ekspor dan volume gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ingat lho, Blok Mahakam memiliki kandungan gas yang sangat besar. Produksinya mampu memenuhi 35% kebutuhan dalam negeri.

Artinya, Blok Mahakam harus direbut?

Idealnya, begitu. Kontrak Blok Mahakam yang sudah berumur 30 tahun, tidak perlu diperpanjang lagi. Dengan begitu, otomatis blok yang kaya gas itu, statusnya menjadi milik negara. Selanjutnya, operasional diserahkan ke Pertamina. Apabila ada perusahaan asing yang berminat, kasih yang inkremental saja. Suruh luar negeri beli saja gasnya. Sementara, Pertamina diberikan kesempatan untuk mengelolanya secara maksimal. Saya kira, dampaknya cukup dahsyat.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di majalah InilahREVIEW edisi ke-08 Tahun II, yang terbit Senin 22 Oktober 2012. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

Emas Antam Turun Rp7.000. Saatnya Beli?

INILAH.COM, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Senin (22/10/2012) melanjutkan koreksi, dengan harga logam mulia ukuran 1 gram berada di level Rp574.200.

Berdasarkan daftar harga yang dilansir www.logammulia.com, semua stok emas batangan tersedia pada Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) PT Antam.

Menurut daftar harga yang dirilis pada pukul 09.31 WIB, harga emas ukuran 1 gram turun Rp7.000 ke level Rp574.200. Demikian pula harga beli kembali (buy back) emas yang turun Rp7.000 ke level Rp505.000 per gram.

Harga emas batangan 2 gram turun Rp14.000 ke level Rp1.108.400; Harga emas batangan 2,5 gram turun Rp17.500 ke level Rp1.375.500 dan harga emas batangan 3 gram melemah Rp21.000 ke level Rp1.642.600;

Tidak berbeda dengan harga emas batangan 4 gram yang turun Rp28.000 ke level Rp2.176.800; Kemudian harga emas batangan 5 gram yang melemah Rp35.000 ke level Rp2.721.500, emas batangan 10 gram yang terkoreksi Rp70.000 ke level Rp5.402.000 dan harga emas batangan 25 gram yang turun Rp175.000 ke level Rp13.430.000.

Sementara harga emas batangan 50 gram juga turun Rp350.000 ke level Rp26.795.000; Sedangkan emas batangan 100 gram melemah Rp700.000 ke level Rp53.540.000 dan emas batangan 250 gram yang terkoreksi Rp1.750.000 ke level Rp133.750.000.

Di sisi lain, harga emas internasional menurut CNBC.COM terpantau naik US$0,5 atau 0,03% ke level US$1.724,50 per troy ons (1 troy ons setara dengan 31,1 gram). [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Pertamina Incar Minyak di Negeri 1001 Malam

BILA restu dari Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, turun, maka jadilah Indonesia memperoleh tambahan minyak mentah dari Negeri 1001Malam tersebut. Itu, lantaran Pertamina tengah membidik salah satu perusahaan minyak dan gas (migas) berskala global yang ada di Irak. "Perundingan masih berlangsung," kata sumber InilahREVIEW di Pertamina, Jumat malam pekan lalu.

Sayangnya, si sumber belum mau menyebutkan nama perusahaan Irak tersebut. Tapi, yang jelas, Pertamina akan membeli sekitar 10% sampai 20% saham perusahaan itu. Bila ini akhirnya sampai deal, semburan minyak dari Irak ini akan mengisi kilang-kilang baru milik Pertamina, termasuk yang sedang dibangun di Sumatera.

Asal tahu saja, pemerintah berencana membangun kilang sendiri. Pemerintah menyiapkan dana Rp 90 triliun untuk investasi pembangunan kilang. Volume kapasitas kilang yang akan dibangun oleh pemerintah mencapai 300ribubarel per hari (BPH).

Tahun 2017 Indonesia butuh tiga kilang baru. Satu kilang dibangun pemerintah, dan dua kilang dibangun Pertamina. Jika masing-masing kilang berkapasitas 300ribu BPH, maka dibutuhkan jaminan minyak mentah sebesar 900.000 BPH. "Irak produksinya 3 juta BPH dan mereka meningkatkan produksinya sampai 10 juta BPH dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan," kata Evita H. Legowo, DirjenMigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kebetulan, Irak menawarkan lima lapangan super raksasa kepada Pertamina. Salah satunya adalah lapangan Majnoon. Majnoon merupakan salah satu lapangan super besar dengan cadangan 39 miliar barel dan diproyeksikan dapat memproduksi 1,8 juta barel per hari. Untuk gas, ditawarkan tiga lapangan, yakni Akkas, Mansuriyah, dan Siba. Rencananya gas yang dihasilkan untuk pembangkit listrik dan industri petrokimia.

Irak memang tengah membutuhkan dana besar untuk membangun kembali negaranya yang porak-poranda akibat perang. "Untuk eksplorasi dan eksploitasi lapangan migas, kami butuh investasi hingga US$ 170 triliun," ujar Hussain Al-Shahristani, Deputi Perdana Menteri Bidang Energi Republik Irak.

Saat ini Irak punya 78 lapangan minyak yang telah terbukti, sembilan diantaranya berklasifikasi lapangan minyak super raksasa, dengan cadangan 5 miliar barel dan 23 lapangan berklasifikasi besar dengan cadangan di atas 1 miliar barel.

Sebenarnya, sejak tahun 2002, Pertamina sudah berburu minyak ke Negeri 1001 Malam itu. Saat itu, Pertamina mendapat izin untuk menggarap Blok 3-Western Dessert. Namun, eksplorasi blok ini terhenti karena invasi Amerika Serikat ke Irak.

Selain Blok 3-Western Dessert, Pertamina juga mengincar untuk mengoperasikan lapangan Tuba di Irak. "Kami menunggu kesempatan bekerja sama dengan Irak, khususnya untuk mengoperasikan lapangan Tuba dan mengaktifkan kembali Blok 3-Western Dessert," kata Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina, beberapa waktu lalu.

Menekan Impor

Belakangan ini, Pertamina begitu gencar berburu minyak. Beberapa waktu lalu, perusahaan ini mengakuisisi 32% saham Petrodelta, S.A, Venezuela, milik Harvest Natural Resources Inc. Petrodelta merupakan cicit perusahaan milik BUMN Venezuela yang memiliki lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno, dan Temblador dengan cadangan 486 juta barel ekuivalen minyak bumi.

Cadangan minyak yang sangat besar inilah yang nantinya bisa dikembangkan dan bisa menambah produksi minyak Pertamina. Apalagi, umur kontrak masih sangat lama, yaitu hingga 2027.

Tak cuma di Venezuela, Pertamina juga mengincar aset-aset minyak di Kazakhstan dengan total produksi 100 ribu barel per hari. Pertamina akan menggandeng perusahaan migas asal Korea Selatan, Korea National Oil Corporation (KNOC) kerja sama perusahaan hulu dan hilir migas di Kazakhstan.

Menurut Karen, jika tak masuk ke negara terluas ke-9 di dunia ini, maka Pertamina akan rugi. Soalnya, jumlah penduduk Kazakhstan hanya 17 juta orang, sementara kebutuhan minyak hanya 250 ribu barel. Sisa produksi 1,25 juta barel diekspor. "Apalagi negeri ini akan meningkatkan produksi minyaknya hingga 2,5 juta barel pada 2016," kata Karen.

Saat ini, Pertamina memiliki enam unit kilang dengan total kapasitas 1,031 juta barel per hari. Dari jumlah itu, sebanyak 70% diolah menjadi BBM jenis premium, solar, avtur, dan minyak tanah. Sisanya, menjadi produk sampingan seperti aspal dan produk petrokimia.

Pertamina juga berencana membangun kilang di Balongan dan di Tuban. Di Balongan, perusahaan ini akan bekerja sama dengan Kuwait Petroleum Corporation dan di Tuban dengan Saudi Aramco Asia Company Limited. Masing-masing kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari.

Bila dua kilang ini selesai dibangun, diperkirakan pada 2018 tingkat produksi BBM dari kilang-kilang Pertamina dan mitra akan meningkat menjadi 66,7 juta kiloliter. Nah, dari sinilah, impor bisa ditekan.

Menarik, tentu saja. Dan, semakin menarik jika investor dari Rusia masuk ke Indonesia menggarap blok-blok migas baru yang ditawarkan. Dalam acara"Russian Oil & Gas Conference & Exhibition" di Moskow, 16-18 Oktober lalu, Indonesia menawarkan 23 blok migas baru kepada pengusaha Rusia.

Lokasi blok-blok migas baru tersebut tersebar di onshore dan offshore Sumatera, onshore Kalimantan, Selat Makassar, Laut Jawa, perairan Nusa Tenggara Timur, perairan Natuna dan Papua. Beberapa di antaranya seperti Blok West Asri, Merangin III, Bimasakti, Central Mahakam, Sangau, Menduwai, Kahayan, North East Sepanjang, Offshore North X-Ray, Seringapatam I dan II, West Tuna, Wanapiridan West Misool.

"Jika investor dari Rusia menggarap daerah-daerahbaru ini, produksi migas nasionalbisa terdongkrak," kata Moenir Ari Soenanda, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Moskow.

Tentu saja, bila semua bekerja sama dengan Pertamina.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di majalah InilahREVIEW edisi ke-08 Tahun II, yang terbit Senin 22 Oktober 2012. [tjs]


11.24 | 0 komentar | Read More

BKPM: Realisasi Investasi Kuartal 3 Naik 25%

INILAH.COM, Jakarta - Realisasi investasi proyek penanaman modal kuartal tiga (Juli-September) 2012 mengalami kenaikan 25,1% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

"Realisasi investasi proyek penanaman modal mencapai Rp81,1 triliun yang mengalami kenaikan 24,1% dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama sebesar Rp65,4 triliun," ujar Chatib Basri,Kepala BKPM dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (22/10/2012).

Sementara realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) kuartal tiga 2012 meningkat sebesar 22,6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp25,2 triliun.

Adapun Penanaman modal asing (PMA) naik sebesar 22,0% dari tahun lalu periode yang sama menjadi sebesar Rp 56,6 triliun. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Hindari Impor Beras Sebisa Mungkin

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta-Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai kebijakan impor beras harus peka dengan produksi beras nasional, bahkan kalau bisa dihindari sama sekali.

"Ini belum final ya, karena impor beras juga harus peka dengan produksi nasional. Kalau bisa, jangan sampai ada impor, karena sekarang kan stok beras kita mencapai 2,1 sampai 2,3 juta ton," ujarnya saat ditemui usai menghadiri acara temu alumni ITS di Jakarta, Sabtu (20/10/2012).

Seperti diketahui sebelumnya Menteri Pertanian menyatakan impor beras hingga akhir tahun mencapai 500 ribu ton, untuk menanggulangi kebutuhan stok beras.

Namun Gita sebenarnya tidak menginginkan adanya kebijakan impor, dan kalau pun harus mendatangkan produk dari luar negeri, sebaiknya kebijakannya harus seminimal mungkin.

Selain beras, Gita juga mengomentari kebijakan kedelai yang belum dikeluarkan Harga Pokok Pemerintah (HPP),"Sebab kalau dari bahan kedelai saja belum bisa diatur ini akan susah, bisa banyak impor," ungkapnya. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Said Didu : Pengusaha yang Baik, Jauhi BUMN

INILAH.COM, Jakarta – Mantan sekretaris Menteri Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengatakan, pengusaha swasta yang baik adalah pengusaha yang tidak mau bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negera (BUMN).

"Pengusaha yang bekerja sama dengan BUMN akan menghadapi berbagai hukum ke depannya. Jadi betul sekali jika tidak mau," katanya saat dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (20/10/2012).

Menurutnya, pihak swasta yang bekerja sama dengan perusahaan berpelat merah, memang nantinya akan terkena audit terkait laporan keuangannya oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sehingga hal ini, yang menyebabkan para pengusaha swasta enggan bermitra dengan BUMN.

Said mengungkapkan lebih lanjut, ada dua dasar hukum yang menjadi pemicu mengapa pihak swasta menghindari kerja sama dengan BUMN. "Landasan hukum pengelolaan BUMN terikat dengan aset negera dan tindakan pidana, jika ada pelanggaran terhadap aset negara tersebut," tuturnya.

Menurutnya, kedua landasan tersebut berbeda dengan swasta yang hanya punya undang-undang perseroan terbatas. "Tapi saya berharap pengusaha swasta lebih banyak bekerjasama dengan adanya kepusan MK (Mahkamah Konstitusi) terkait BUMN, pada tiga minggu yang lalu. Ya, semoga ini menjadi pintu masuk untuk pengusaha swasta dalam bermitra," katanya.

Kerja sama yang terjadi saat ini tidak berdampak banyak terhadap perekonomian dalam negeri dan bahkan pihak swasta hanya untuk melancarkan tujuan usahanya. "Kerja sama yang sekarang kan hanya suplayer saja, tidak investasi. Harusnya ini benar-benar bermitra. Swasta juga terkadang hanya menjadikan BUMN sebagai kendaraanya mereka saja untuk memperoleh keuntungan," ucap Said. [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More

Produk Impor Sudah Jauh Bekurang

INILAH.COM, Jakarta- Barang-barang produksi impor dipastikan sudah berkurang dibandingkan 6 bulan lalu. Bahkan tren barang yang melanggar ketentuan Kesehatan, Kenyamanan dan Keselamatan Lingkungan (K3L) pun menurun.

Demikian menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai menghadiri acara temu alumni ITS di Jakarta, Sabtu (20/10/2012).

"Coba kalau anda cek ke Kramat Jati atau Pasar Induk itu produk-produk impor sudah tidak seperti dulu, 6 bulan lalu, kemudian di pasar-pasar non induk dan toko-toko pun sudah banyak yang kooperatif karena banyak juga yang sudah diproses hukum di pengadilan, penyidikan," ungkapnya.

Ia juga menuturkan pelanggaran terhadap K3L pun dalam dua bulan ini menurun. Hal tersebut bisa dilihat dalam dua pekan terakhir yang terjaring oleh ketentuan K3L jauh lebih sedikit.

Sebelumnya Gita mengatakan pemerintah akan berusaha mengendalikan tingginya impor barang dengan memperketat peraturan Kesehatan, Kenyamanan dan Keselamatan Lingkungan atau K3L dan penerapan strategi menyeimbangkan kembali perdagangan atau "rebalancing trade". [ast]


11.24 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger