Alarm Batu Bara Waspada

Written By Unknown on Senin, 08 Oktober 2012 | 11.24

SETELAH menikmati keuntungan berlimpah dari booming permintaan, kini pengusaha batu bara harus lebih pintar lagi membelanjakan duitnya. Sebab, sampai tahun depan, harga batu bara diperkirakan masih terus menurun. Ini akibat berkurangnya permintaan karena krisis global yang belum mereda.

Maklum, krisis Eropa sudah menyebar ke mana-mana. Memang, produk Indonesia yang diekspor ke negara-negara Uni Eropa terbilang kecil, yakni hanya 12,6%. Tapi, yang dikhawatirkan adalah Eropa selama ini menjadi andalan bagi ekspor produk China, India, AS, dan Jepang. Padahal, negara-negara raksasa tersebut, merupakan pasar yang sangat diandalkan oleh produk ekspor Indonesia.

Tak ada yang bisa menebak, kapan krisis di Benua Biru itu akan berakhir. Tapi, banyak analis ekonomi bilang, masih butuh waktu yang cukup panjang untuk memulihkan keadaan menjadi normal. Soalnya, krisis keuangan yang membelit Portugal, Irlandia, Italia, Yunani, dan Spanyol, sudah sangat dalam. Bahkan, Jerman yang ekonominya begitu kuat, kini mulai merasakan dampak krisis.

Kondisi inilah yang dikhawatirkan pengusaha batu bara Indonesia. Bob Kamandanu, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia, mengaku terus mencermati pengaruh krisis tersebut terhadap perekonomian China. Soalnya, China menjadi pasar terbesar ekspor batu bara Indonesia.

Kalau kondisi ini berlanjut terus, sudah bisa ditebak permintaan akan terus menurun. "Kalau permintaan turun, tentu terjadi keseimbangan harga baru. Mungkin harganya akan menurun dibanding sekarang," ujar Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Thamrin Sihite.

Seperti halnya Thamrin, Ade Renaldi Satari, Corporate Secretary PT ABM Investama Tbk memprediksi, harga batu bara berkalori rendah akan kembali turun dari yang saat ini US$ 45 per ton menjadi US$ 37,5 per ton. Itulah sebabnya, ABM akan menurunkan panduan target poduksi. Semula ABM menargetkan mampu memproduksi 5,5 juta ton per tahun.

Penurunan harga juga bakal melanda jenis batu bara berkalori tinggi, lebih dari 6.000 kilokalori per kilogram atau kkal/kg. Batu bara kualitas tinggi itu, umumnya digunakan untuk industri pembuat baja dan tembaga. Saat ini harga batu bara berkalori tinggi masih berkisar US$ 90 per ton. Jika permintaan batu bara terus melemah, harga batu bara jenis ini bisa terus melandai hingga US$ 87 per ton.

Perkiraan itu, tentu saja mencemaskan. Karena itu, tak salah kalau Thamrin minta pengusaha batu bara menerapkan status waspada. Tujuannya, supaya pengusaha batu bara tidak mengalami goncangan ketika sesuatu yang buruk terjadi. Pasalnya, pertambangan batu bara merupakan salah satu penyokong perekonomian nasional. "Harapannya pertambangan batu bara tetap berjalan baik. Semua pihak harus waspada pada harga batu bara tahun depan," katanya.

Peringatan itu bukannya tanpa alasan. Sebab, Kementerian ESDM mencatat total rencana produksi batubara tahun 2013 akan mencapai 450 juta ton. Itu sangat riskan karena permintaan batu bara di luar negeri sedang melemah, "Tahun depan, kalau melampaui rencana produksi mereka bisa mendekati 500 juta ton," tambah Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Edi Prasodjo.

Kalau permintaan dari luar negeri terus melemah, bisa jadi pasar batu bara akan digeser ke pasar domestik. Sebab, kebutuhan di dalam negeri juga besar. Misalnya, untuk sektor kelistrikan atau tekstil. "Porsi penjualan batu bara ke dalam negeri masih terbilang kecil. Saat ini yang didistribusikan ke pasar domestik baru 25%, kita berharap semakin meningkat," ujar Thamrin.

Ya, mudah-mudahan saja.

Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di majalah InilahREVIEW edisi ke-06 tahun II yang terbit Senin, 8 Oktober 2012. [tjs]


Anda sedang membaca artikel tentang

Alarm Batu Bara Waspada

Dengan url

http://hidupbergayabaru.blogspot.com/2012/10/alarm-batu-bara-waspada.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Alarm Batu Bara Waspada

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Alarm Batu Bara Waspada

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger