INILAH.COM, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengingatkan pengusaha SPBU penyalur BBM non subsidi untuk mengantisipasi dengan penghitungan yang tepat sejak awal, jika harga BBM non subsidi sedang tinggi.
Hal itu dilakukan agar bisa menekan kerugian pengusaha, mengingat harga BBM non subsidi sangat fluktuatif atau tidak menentu. Demikian disampaikan Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir di kantor Pusat Pertamina Jakarta, Jumat (9/11/2012).
"Pengusaha BBM non subsidi tentu harus siap rugi, maka dari itu untuk mencegah kerugian itu mereka harus mengantisipasinya," kata Ali Mundakir.
Menurut Ali Mundakir, agar kerugian tersebut dapat dihindari, maka penyalur SPBU BBM non subsidi tersebut harus melakukan ketepatan mekanisme perhitungan. "Mekanismenya kan sudah kita siapkan detailnya. Stok terakhir juga ada hitungannya. Bisnis itu kan tidak merugikan, termasuk pada saat harga sedang murah," ujar Ali Mundakir.
Harga BBM non subsidi yang mengikuti mekanisme harga minyak internasional dinilai oleh pengusaha SPBU non subsidi cukup menyulitkan, oleh karena itu tidak banyak pengusaha SPBU yang menjual BBM jenis non subsidi atau pertamax.
Untuk menghindari kerugian tersebut mereka mengusulkan agar pemerintah mengkaji kebijakan penentuan harga pertamax dua kali dalam sebulan. Dari setiap liter BBM non subsidi yang dijual pengusaha hanya mendapatkan keuntungan sekira Rp.325 per liter, sehingga ketika terjadi penurunan harga maka kerugian pasti terjadi. [ast]
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengusaha SPBU Non Subsidi Lakukan Antisipasi
Dengan url
http://hidupbergayabaru.blogspot.com/2012/11/pengusaha-spbu-non-subsidi-lakukan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengusaha SPBU Non Subsidi Lakukan Antisipasi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengusaha SPBU Non Subsidi Lakukan Antisipasi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar